TUGAS JURNAL PEMBELAJARANKU MODUL 3 MERANCANG PEMBELAJARAN INKLUSIF

 

 

TUGAS JURNAL PEMBELAJARANKU MODUL 3

MERANCANG PEMBELAJARAN INKLUSIF

 

 

 

 

 

 

 

 


DISUSUN  OLEH             :

NAMA                                  : ELSA MANORA PUTRI

ASAL SEKOLAH              : SMP NEGERI 01 MERANGIN

NOMOR UKG                    :  201800306873

MATA PELAJARAN      : MATEMATIKA

 

 

 

 

PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) PENDIDIKAN GURU MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN 2024

MERANCANG PEMBELAJARAN INKLUSIF

A.    Konsep Pendidikan Inklusif Pendidikan inklusif adalah pendekatan pendidikan yang memastikan semua peserta didik, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus, mendapatkan kesempatan yang setara untuk belajar dalam lingkungan yang sama. Pendidikan inklusif menghargai keragaman dan berupaya menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan adil bagi semua peserta didik.

 

Terdapat sejumlah prinsip utama dalam pendidikan inklusif:

a. Setiap peserta didik harus memiliki akses penuh dan partisipasi dalam kegiatan belajar.

b. Pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan individu peserta didik.

c. Menghargai perbedaan individu dan menggunakan perbedaan ini untuk memperkaya pembelajaran.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Dalam melaksanakan pendidikan inklusif diperlukan manajemen yang tepat. Manajemen tersebut mencakup strategi-strategi yang dapat memastikan kelas aman, aksesibel, dan mendukung semua peserta didik di antaranya adalah:

 

• Pengaturan Ruang Kelas: Memastikan kelas dapat diakses oleh peserta didik dengan berbagai hambatan fisik atau sensorik.

 

·         Universal Design for Learning (UDL): Pendekatan yang dirancang untuk meningkatkan akses dan mengurangi hambatan bagi semua peserta didik dengan menyediakan berbagai cara dalam menyajikan informasi, mengekspresikan pemahaman, dan memotivasi peserta didik.

 Kemudian dalam implementasi pendidikan inklusif mencakup:

 • Perencanaan Pembelajaran: Melibatkan penyesuaian kurikulum dan strategi pengajaran yang fleksibel sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

• Penggunaan Media Beragam: Penyampaian materi melalui berbagai format untuk mengakomodasi berbagai gaya belajar.

• Modifikasi Proses Pembelajaran: Termasuk modifikasi isi, soal, waktu, tempat, dan metode pengajaran agar sesuai dengan kemampuan peserta didik.

• Program Pendidikan Individual (PPI): Disusun untuk peserta didik dengan kebutuhan khusus yang memerlukan pendekatan pembelajaran yang lebih spesifik.

Ketika diterapkan, pendidikan inklusif tidak akan lepas dari tantangan, baik dari faktor internal maupun eksternal. Tantangan internal mungkin berasal dari keterbatasan pengetahuan atau keterampilan guru dalam mengakomodasi keragaman peserta didik, sementara tantangan eksternal dapat melibatkan kurangnya sumber daya atau dukungan dari lingkungan sekolah dan masyarakat.

B.      Refleksi

Setelah saya mempelajari konsep pendidikan inklusif, saya mendapatkan pemahaman baru yang mendalam tentang betapa pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang inklusif untuk semua peserta didik, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Pendidikan inklusif bukan hanya tentang menyediakan fasilitas fisik atau dukungan tertentu bagi siswa dengan disabilitas, tetapi juga tentang mengintegrasikan semua siswa ke dalam pengalaman belajar yang sama. Hal ini mencakup penerimaan keragaman, menghormati perbedaan, dan menciptakan kesempatan yang adil bagi setiap anak untuk berkembang sesuai dengan potensi mereka.

 

Salah satu pemahaman baru yang sangat berharga adalah pentingnya Universal Design for Learning (UDL). UDL menekankan pada penyediaan berbagai cara untuk menyampaikan informasi, memungkinkan siswa mengekspresikan pemahaman mereka, dan memotivasi mereka untuk belajar. Pendekatan ini tidak hanya bermanfaat bagi siswa dengan kebutuhan khusus tetapi juga dapat meningkatkan pengalaman belajar bagi seluruh siswa. UDL membantu saya menyadari bahwa setiap anak memiliki cara belajar yang unik, dan penting bagi saya sebagai guru untuk mengenali dan menghormati perbedaan ini dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.

 

 Meskipun pemahaman baru ini sangat membuka wawasan, ada beberapa aspek dari pendidikan inklusif yang saya rasakan cukup menantang untuk diimplementasikan di kelas saya. Salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana menyesuaikan metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan semua siswa tanpa mengorbankan kemajuan belajar keseluruhan kelas. Di kelas 7 SMPN 01 Merangin yang saya ampu, siswa memiliki berbagai tingkat kesiapan, latar belakang, dan kemampuan belajar. Merancang kegiatan yang dapat diakses oleh semua siswa, sementara tetap menjaga kebermaknaan dan tantangan yang sesuai, adalah hal yang tidak mudah.

 

Tantangan lainnya adalah sumber daya dan dukungan yang mungkin terbatas. Dalam lingkungan sekolah dengan sumber daya yang terbatas, misalnya, perangkat teknologi atau alat bantu lainnya yang bisa sangat membantu dalam mengimplementasikan pendidikan inklusif mungkin tidak tersedia. Selain itu, dalam konteks yang lebih luas, dukungan dari kolega dan administrasi sekolah juga menjadi kunci keberhasilan pendidikan inklusif. Membangun kesadaran dan pemahaman di antara seluruh staf sekolah tentang pentingnya pendidikan inklusif adalah tantangan yang membutuhkan waktu dan usaha yang berkelanjutan.

 

Refleksi ini menuntun saya untuk menyadari bahwa masih banyak aspek dari pendidikan inklusif yang perlu saya pelajari lebih dalam. Salah satu area yang ingin saya eksplorasi lebih lanjut adalah teknik penilaian yang adil dan efektif dalam kelas inklusif. Bagaimana cara mengevaluasi kemajuan siswa secara individual sambil tetap memastikan mereka memenuhi standar yang diharapkan? Selain itu, saya ingin mempelajari lebih banyak tentang bagaimana mendesain program pembelajaran individual (PPI) yang tidak hanya memenuhi kebutuhan siswa dengan disabilitas tetapi juga memperkuat kekuatan dan potensi mereka.

 

Saya juga tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana membangun kolaborasi yang efektif antara guru, orang tua, dan spesialis pendukung (seperti psikolog atau terapis) untuk menciptakan rencana pendidikan yang holistik. Kolaborasi ini sangat penting dalam memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan baik di sekolah maupun di rumah.

 

Hal lain yang penting adalah bagaimana menghadapi tantangan emosional dan psikologis yang mungkin muncul ketika bekerja dalam lingkungan inklusif. Sebagai guru, penting untuk memiliki keterampilan dalam mendukung kesehatan mental dan emosional siswa, terutama mereka yang mungkin merasa kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru dan beragam.

 

 

C.      Rancangan Pembelajaran Inklusif

 

Sebagai guru kelas 7 di SMPN 01 Merangin, saya bertanggung jawab terhadap sekelompok siswa yang terdiri dari 32 anak dengan latar belakang, kemampuan, dan karakteristik yang sangat beragam. Di kelas 7A ini, terdapat beberapa siswa dengan kebutuhan khusus, termasuk seorang anak dengan disleksia ringan, seorang anak dengan gangguan pemusatan perhatian (ADHD), dan dua anak yang memiliki keterlambatan dalam perkembangan bahasa. Selain itu, ada pula siswa dengan kecepatan belajar yang lebih cepat dari rata-rata, serta beberapa siswa yang memerlukan perhatian lebih dalam hal motivasi dan partisipasi belajar.

 

Dengan kondisi yang sangat beragam ini, saya menyadari pentingnya menerapkan pembelajaran yang inklusif, yang tidak hanya memberikan kesempatan yang adil bagi semua siswa tetapi juga menghargai dan mendukung perbedaan di antara mereka. Oleh karena itu, saya merancang rencana aksi nyata untuk memastikan bahwa semua siswa di kelas ini mendapatkan pengalaman belajar yang positif dan bermakna.

 

Langkah Penerapan Pembelajaran Inklusif

 

1.       Identifikasi dan Pemahaman Kebutuhan Siswa

• Langkah 1:

Penilaian Awal Saya akan melakukan penilaian awal untuk mengidentifikasi kekuatan, kebutuhan, dan minat setiap siswa. Penilaian ini akan mencakup observasi, wawancara dengan siswa, serta komunikasi dengan orang tua dan spesialis pendukung (seperti psikolog atau terapis) untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif tentang kondisi masing-masing anak.

• Langkah 2:

Penyusunan Profil Siswa Berdasarkan hasil penilaian awal, saya akan menyusun profil pembelajaran untuk setiap siswa yang mencakup kekuatan, kebutuhan khusus, serta strategi yang dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran mereka.

 

2.       Implementasi Universal Design for Learning (UDL)

 

• Langkah 1:

Penyediaan Beragam Cara Penyampaian Materi Saya akan merancang materi pembelajaran yang dapat diakses melalui berbagai format, seperti visual (gambar, diagram), auditori (rekaman suara, lagu), dan kinestetik (peragaan, aktivitas fisik). Misalnya, ketika mengajarkan huruf alfabet, saya akan menggunakan kartu bergambar, lagu-lagu tentang alfabet, serta permainan yang melibatkan gerakan untuk membantu siswa mengenali huruf.

• Langkah 2:

Fasilitasi Beragam Cara Ekspresi dan Demonstrasi Pemahaman Siswa akan diberi kesempatan untuk mengekspresikan pemahaman mereka dengan berbagai cara, seperti menggambar, bercerita, menulis, atau menggunakan alat peraga. Hal ini memungkinkan setiap siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka dengan cara yang paling sesuai dengan gaya belajar mereka.

• Langkah 3:

Meningkatkan Keterlibatan Siswa Saya akan merancang kegiatan pembelajaran yang menarik dan relevan bagi semua siswa. Ini termasuk menggunakan tema-tema yang diminati siswa, memberikan tantangan yang sesuai dengan tingkat perkembangan mereka, serta memberikan pilihan dalam kegiatan belajar.

 

3.       Modifikasi dan Adaptasi Pembelajaran

 

 • Langkah 1:

Penyesuaian Waktu dan Pacing Saya akan memberikan penyesuaian waktu bagi siswa yang memerlukan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan tugas, serta menyediakan kegiatan tambahan bagi siswa yang menyelesaikan tugas lebih cepat.

• Langkah 2:

Penggunaan Alat Bantu dan Teknologi Saya akan memanfaatkan teknologi, seperti aplikasi pembelajaran interaktif atau alat bantu visual, untuk mendukung siswa yang memerlukan bantuan tambahan dalam memahami materi.

• Langkah 3:

 Penyesuaian Lingkungan Kelas Saya akan menata lingkungan kelas agar ramah bagi semua siswa, termasuk mengurangi distraksi bagi siswa dengan ADHD, menyediakan area tenang bagi siswa yang memerlukan waktu untuk berkonsentrasi, serta memastikan bahwa semua alat peraga dan materi belajar dapat diakses oleh semua siswa.

 

4.       Kolaborasi dengan Orang Tua dan Spesialis

 

 • Langkah 1:

Melibatkan Orang Tua dalam Pembelajaran Saya akan mengadakan pertemuan rutin dengan orang tua untuk membahas perkembangan anak mereka dan mendiskusikan strategi yang dapat diterapkan di rumah untuk mendukung pembelajaran.

• Langkah 2:

Bekerja Sama dengan Spesialis Saya akan berkolaborasi dengan psikolog sekolah, terapis, dan spesialis lainnya untuk mendapatkan saran dan dukungan dalam merancang dan melaksanakan strategi pembelajaran yang sesuai untuk siswa dengan kebutuhan khusus.

 

 

5.       Evaluasi dan Refleksi

 

• Langkah 1:

Monitoring dan Penilaian Berkala Saya akan melakukan monitoring dan penilaian berkala untuk mengevaluasi kemajuan setiap siswa dan menyesuaikan strategi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan yang muncul.

• Langkah 2:

Refleksi dan Penyesuaian Strategi Berdasarkan hasil evaluasi, saya akan melakukan refleksi untuk melihat efektivitas strategi yang telah diterapkan dan membuat penyesuaian yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran inklusif di kelas.

 

Melalui rencana aksi nyata iini, saya berharap dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung bagi semua siswa di kelas saya. Dengan memahami kebutuhan unik setiap siswa dan menerapkan prinsip-prinsip Universal Design for Learning, saya yakin bahwa setiap anak akan mendapatkan kesempatan untuk berkembang sesuai dengan potensi mereka. Kolaborasi yang erat dengan orang tua dan spesialis juga menjadi kunci keberhasiilan dalam melaksanakan pembelajaran inklusif yang efektif dan berkelanjutan.

 

 


DOKUMENTASI

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

D.      UMPAN BALIK REKAN SEJAWAT

Text Box: UMPAN BALIK DARI : BU NURHUDA

“ PEMBELAJARAN INKLUSIF BU ELSA LAKSANAKAN SANGAT BAGUS DAN MEMBUAT PESERTA DIDIK DAPAT TERATASI DENGAN BAIK DAN MENDAPATKAN HAK YANG SAMA DENGAN SISWA YANG LAIN DIKELASNYA ,SANGAT MENGINSPIRASI BU”

 

Text Box: UMPAN BALIK DARI : PAK DIOS EFENDI, S.Pd

“ PEMBELAJARAN INKLUSIF YANG IBU ELSA LAKSANAKAN SANGAT BAGUS DAN TEPAT SASARAN SEHINGGA BISA MENGATASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS,SEMOGA KONSISTEN YA BU,DAN SELALU BERSABAR DALAM MENGHADAPI ANAK DIDIKNYA,
 

 

 

 

 

 

 

 

Rounded Rectangle: UMPAN BALIK DARI : BU IDA SURYANI, S.Pd

“ PEMBELAJARAN INKLUSIF BU ELSA  LAKSANAKAN SANGAT BAGUS DAN MEMBUAT PESERTA DIDIK DAPAT TERATASI DENGAN BAIK DAN MENDAPATKAN HAK YANG SAMA DENGAN SISWA YANG LAIN DIKELASNYA ,SANGAT MENGINSPIRASI BU
 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


                                                           

 

Rounded Rectangle: UMPAN BALIK DARI  SISWA: AQILA KELAS 7B
“ SAYA SENANG SEKALI BELAJAR DENGAN BU GURU ELSA, KARENA TIDAK GALAK DAN PEMBELAJARNYA SANGAT ASIK DAN SERU,TERIMAKASIH BU GURU,,
Rounded Rectangle: UMPAN BALIK DARI : DENASHA KELAS 7B
“ SAYA SENANG SEKALI BELAJAR DENGAN BU GURU ELSA, KARENA SANGAT SERU DAN DISERTAI PERMAINAN YANG MENGGEMBIRAKAN SAYA DAN TEMAN TEMAN SAYA,TERIMAKASIH BU GURU,,”
 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


                                         

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LK-2.1: Pengembangan Materi Ajar Berbasis Struktur Pengetahuan, Multiperspektif, dan Multidisiplin

Tugas Lokakarya 3 - Penyusunan Instrumen Asesmen Awal, Formatif dan Sumatif

LK 2 Eksplorasi Penyebab Masalah ( berdasarkan Literature Review)