PTK SIKLUS 2
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI MENYAKINI KITAB-KITAB ALLAH MENCINTAI AL- QUR’AN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING KELAS 5 SDN No. 098/VI BANGKO VI KECAMATAN BANGKO
DISUSUN OLEH
HUSNA, S.P.d.I
GURU PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2024
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang
telah memberikan rahmat dan
karunianya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyusun
Proposal Penelitian Tindakan kelas (PTK) dengan judul “Upaya
Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Materi Menyakini
Kitab-Kitab Allah, Mencintai Al-qur’an Melalui Metode Pembelajaran Diskusi
Siswa kelas 5 SDN No. 098/VI Bangko VI Kecamatan Bangko”. Salawat dan salam penulis
sanjungkan keharibaan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari
alam jahiliyah ke alam yang penuh ilmu pengetahuan.
Penulis telah
berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang ada agar berhasil sebagai mana
mestinya, namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesainya penulisan
Proposal Penyusunan Penelitan Tindakan Kelas
(PTK) ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak yang selalu membimbing
dan mengarahkan penulis. Oleh sebab
itu, dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada kedua orang tua penulis yang telah memberikan dukungan, saran, motivasi dan kepercayaan
yang begitu besar kepada penulis.
Disamping itu penulis
juga menyadari akan segala kekurangan dan ketidak sempurnaan,baik dari segi penulisan maupun dari cara
penyajiannya. Oleh karena itu penulis dengan senang hati menerima kritikan dan
saran demi memperbaiki ini di masa yang akan datang.
Penulis berharap mudah-mudahan ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan para pembaca pada
umumnya. Akhir kata saya ucapkan Wassalamu’alaikum Wr,Wb.
Bangko, 2024
Penulis
HUSNA,
S.Pd.I
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................... 2
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................. 4
B. Pembatas Dan Rumusan
Masalah............................................ 9
C. Tujuan Penelitian...................................................................... 10
D. Manfaat
Penelitian................................................................... 10
BAB II : KERANGKA
TEORI
A. Landasan Teori........................................................................ 12
B. Penelitian Terdahulu................................................................ 22
C. Hipotesis Penelitian (jika
ada)................................................. 22
BAB III : METODE
PENELITIAN
A. Jenis penelitian......................................................................... 24
B. Variable penelitian................................................................... 25
C. Populasi dan sampel................................................................ 26
D. Instrument Penelitian.............................................................. 26
E. Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data........................ 27
F. Teknik Analisa Dan Pengujian................................................ 29
BAB 1 PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal penting yang diperlukan bagi
setiap manusia untuk memperoleh pengetahuan, wawasan serta meningkatkan
martabat dalam kehidupan. Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah
mengalami banyak Perubahan, yang mana itu terjadi karena telah dilakukan
berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin
mengalami kemajuan. Sejalan dengan kemajuan
tersebut, pendidikan di sekolah-sekolah telah menunjukan perkembangan yang
sangat pesat. Perkembangan itu terjadi karena adanya pembaharuan tersebut,
sehingga di dalam pengajaran pun guru ingin selalu menemukan metode dan
peralatan baru yang dapat memberikan semangat belajar bagi semua peserta didik.
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang ada di tiap-tiap
lembaga pendidikan harus menggunakan model pembelajaran yang tepat,
seperti pembahasan materi menyakini kitab-kitab Allah mencintai
al-qur’an banyak peserta didik yang belum menguasai betul dengan makna
menyakini kitab-kitab Allah yang telah diajarkan disekolah termasuk hikmah
menyakini adanya kitab-kitab Allah yang diturunkan Allah kepada Rasulnya untuk disampaikan kepada umat manusia sebagai petunjuk dan pedoman
hidup. Agar tidak tersesat, Bahagia didunia dan selamat diakhirat kelak.
Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pembaharuan dalam
sistem pendidikan yang mencakup
seluruh komponen yang ada.
Pembangunan di bidang pendidikan barulah ada artinya apabila dalam pendidikan
dapat di manfaatkan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan bangsa Indonesia yang sedang membangun bangsa yang berbudi
luhur.
Pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah
laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan
sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada.
Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan tetapi lebih
ditekankan
pada proses pembinaan kepribadian anak didik secara menyeluruh, sehingga anak
menjadi lebih dewasa.
Dilihat dari sudut proses bahwa pendidikan adalah proses
dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik
mungkin dengan lingkungannya dan yang akan menimbulkan perubahan pada dirinya
yang memungkinkan sehingga berfungsi sesuai dengan kompetensinya dalam
kehidupan masyarakat. Dilihat dari sudut pengertian atau definisi dengan
demikian pendidikan itu ialah usaha sadar yang dilakukan oleh
keluarga,masyarakat dan pemerintahan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
dan latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah. Usaha sadar
tersebut dilakukan dalam bentuk pembelajaran dimana ada pendidik yang melayani
para siswanya melakukan kegiatan belajar, dan pendidik menilai atau mengukur
tingkat keberhasilan belajar siswa tersebut dengan prosedur yang ditentukan.1
Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan
Pendidikan Nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia
seutuhnya yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan yang maha Esa, berbudi
pekerti luhur, berkepribadian,, berdisiplin, bekerja keras, tangguh,
bertanggung jawab, mandiri, cerdas
dan terampil serta sehat jasmani dan rohani, juga harus mampu menumbuhkan dan
memperdalam rasa cinta terhadap tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan
rasa kesetiakawanan social. Sejalan dengan itu
Pendidikan Nasonal akan mampu
mewujudkan manusia- manusia pembangunan dan
membangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Paradigma lama dunia pendidikan mengenai proses
belajar-mengajar bersumber pada teori Tabula rasa Jhon locke. Mengatakan bahwa pikiran
seseorang anak seperti kertas kosong yang putih bersih dan siap menunggu
coretan- coretan gurunya. Dengan kata lain otak seorang
anak ibarat botol kosong yang siap di isi dengan
segala ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan guru.2 Guru juga di tuntut
agar bisa meningkatkan hasil belajar siswa, agar senantiasa bisa
menginflementasikan secara maksimal di kehidupan sehari- hari.
1 Syaiful, S. Konsep dan Makna
Pembelajaran. (Bandung: Alfabeta,2013 ). 35
2Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2019),54
Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan
siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh
dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Secara sederhana, yang dimaksud hasil
belajar siswa adalah kemampuan siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak
setelah melalui kegiatan belajar.Karena belajar itu sendiri
merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh
suatu bentuk perubahan perilaku yang relative menetap. Dalam kegiatan
pembelajaran atau kegiatan
instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan-tujuan belajar.
Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil
mencapai tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional. Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah
sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Karena
Banyak faktor yang mempengaruhi dalam menentukan keberhasilan belajar Selain
itu, dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan
feedback atau tindak lanjut,
atau bahkan cara untuk
mengukur tingkt penguasaan siswa. Kemajuan tingkat penguasaan ilmu pengetahuan,
tetapi juga sikap dan keterampilan. Dengan demikian, penilaian hasil belajar
siswa mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu menyangkut
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang
diberikan kepada siswa.3
Selain siswa memiliki bakat bawaan, lingkungan belajar juga
ikut menentukan
hasil, maka proses hasil pembelajaran tersirat adanya satu kesatuan yang tidak terpisahkan antara peserta didik (siswa), pendidik
( guru), dan sarana prasarana yang mendukung. Penguasaan siswa terhadap
suatu materi pembelajaran yang rendah yang hanya mencapai 58,88 dalam bidang mata pelajaran Pendidikan agama Islam yang
seharunya mencapai nilai KKM yaitu 75. dalam proses pembelajaran cenderung peserta
didik tidak terlalu dilibatkan.
Padahal peran aktif siswa sangat dibutuhkan dalam semua mata pelajaran. Oleh
karena itu diperlukan suatu model pembelajaran yang tepat dalam suatu proses pembelajaran di lembaga- lembaga pendidikan formal.
Karena dalam prakteknya pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang terjadi disekolah-sekolah saat ini lebih menekankan
3
Susanto, A, Teori Belajar Pembelajaran Di Sekolah Dasar.( Jakarta: Kencana 2013),73
pada
metode mengajar secara informatif yaitu guru menjelaskan atau ceramah dan siswa
mendengarkan atau mencatat.
Satu cara yang diterapkan untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa selama di kelas adalah penerapan model pembelajaran, dalam proses
belajar mengajar. Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran di kelas
Penerapan model pembelajaran yang bervariasi sangat berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa karena dengan menggunakan model pembelajaran. Pusat pembelajaran bukan lagi terletak
pada guru melainkan pusat pembelajaran pada siswa. Siswa bukan lagi sebagai
objek dalam pembelajaran namun sebagai subjek pembelajaran. Model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh
seorang guru dalam melatih peserta
didik dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Dengan model pembelajaran
guru akan dapat mengembangkan keterampilan intelektual, sosial, dan personal
siswa.
Pembelajaran yang melibatkan siswa akan menjadikan
pembelajaran lebih bermakna sehingga diharapkan materi dapat tersampaikan
dengan maksimal. Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang
berfokus pada penggunaan kelas kecil siswa untuk bekerja sama dalam
memaksimalkan kondisi belajar untuk
mencapai tujuan belajar (Sugiyanto, 2010: 37). Slavin (2008) mengemukakan bahwa
belajar kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang di dalamnya siswa belajar dan bekerja melalui
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri atas empat
sampai enam orang, dengan struktur kelempok heterogen. Dalam belajar kooperatif
siswa dimungkinkan terlibat secara aktif pada proses
pembelajaran sehingga memberikan
dampak positif terhadap kualitas
interaksi dan komunikasi yang berkualitas. Secara
rinci karakteristik pembelajaran kooperatif adalah: (1) cara siswa bekerja
dalam kelompok kooperatif untuk menuntaskan materi pembelajaran; (2) kelompok
dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah; (3)
bila memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya,
suku, jenis kelamin yang berbeda-beda dan;
(4) penghargaan lebih berorientasi
kelompok daripada individu. Dalam menyelesaikan tugas kelompok setiap anggota saling bekerja sama secara
kolaboratif
dan membantu untuk memahami suatu materi, memeriksa dan memperbaiki pekerjaan
teman serta kegiatan lainnya, dengan tujuan mencapai hasil belajar yang tinggi.
Ditekankan pemahaman pada siswa, bahwa tugas belum selesai
apabila salah satu anggota kelompok belum menguasai dan memahami materi pembelajaran. Selain hal tersebut,
pembelajaran kooperatif memungkinkan timbulnya komunikasi dan interaksi yang
lebih berkualitas antar siswa dalam kelompok maupun antara siswa dengan siswa
antar kelompok. Pada pembelajaran kooperatif ini guru berfungsi sebagai
motivator, fasilisator dan moderator. Pada pembelajaran kooperatif setiap siswa
ditempatkan pada setiap peran yang sama untuk mencapai tujuan belajar, penguasaan materi pelajaran dan keberhasilan
belajar, yang dipandang tidak
semata-mata dapat ditentukan oleh guru, tetapi merupakan tanggung jawab
bersama, sehingga mendorong tumbuh dan berkembangnya rasa bekerjasama dan
saling membutuhkan diantara siswa.
Model pembelajaran kooperatif terdapat beberapa macam
teknik, salah satu teknik tersebut adalah teknik kooperatif tipe jigsaw.
pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw adalah model pembelajaran dengan
menggunakan pengkelompokkan /tim kecil yaitu yang terdiri antara empat, enam, bahkan
sampai delapan orang yang mempunyai
latar belakang yang berbeda. Dan sistem penilaian dilakukan terhadap
kelompok dan setiap kelompok akan
memperoleh
penghargaan, jika kelompok dapat menunjukkan prestasi
yang persyaratkan4 Menurut Isjoni (2009:77)
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu
dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal.5 Dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif learning tipe jigsaw dalam proses belajar pelajaran agama Islam menjadi
lebih menarik dan siswa dapat menyukai pembelajaran Agama
Islam dan dapat dengan mudah memahami isi materi di sampaikan oleh guru
sehingga hasil belajar siswa akan meningkat. Berdasarkan hasil pengamatan
peneliti kelas 5 SDN No. 098/VI Bangko VI Kecamatan Bangko terhadap pembelajaran Agama Islam yang belum optimal. Siswa hanya
mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Siswa cenderung pasif,
4
TA’DIB, Vol. XVI,
No. 02, Edisi Nopember
2011. Hal 212
5 Jurnal As-Salam Vol.1(1).
2016:96-102 Nur Ainun Lubis dan HasrulHarahap | 98
meskipun
ada materi yang belum jelas baginya. Hal itu terjadi karena sebagian siswa tidak memperhatikan saat pembelajaran. Pembelajaran masih bersifat teacher centered
bukan student centered.
Guru juga belum menerapkan berbagai model pembelajaran.
Alasan utamanya karena dengan metode konvensional yang biasa digunakan
oleh guru selama ini, akan mempermudah dalam proses pembelajaran.
Penerapan model pembelajaran yang belum optimal mengakibatkan siswa menjadi bosan. Siswa hanya diberikan buku
teks pelajaran yang berisi bermacam- macam materi untuk dipelajari tanpa
menggunakan metode dan model pembelajaran yang merangsang siswa aktif dan
tertarik untuk mengikuti pelajaran, terutama pada mata pelajaran
Agama Islam yang cakupan
materinya sangat luas. Sehingga dari nilai kriteria
ketuntasan minimal ( KKM)
yaitu 75, hanya beberapa % siswa yang dapat mencapai nilai KKM.
Penerapan teknik model
pembelajaran kooperatif learning tipe jigsaw akan lebih mengaktifkan siswa
dalam pembelajaran sehingga membuat pembelajaran lebih bermakna karena adanya
keterlibatan siswa secara aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Melalui
model pembelajaran ini siswa juga akan terlatih untuk mengungkapkan gagasan,
pendapat dan kritikan terhadap
orang lain. Sehingga diharapkan mampu mengoptimalkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan keterangan dan kondisi siswa di atas, maka peneliti merasa tertarik
untuk mengadakan penelitian dengan judul“ Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar
Pendidikan Agama Islam Materi menyakini Kitab-Kitab Allah Mencintai Al-qur’an
Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Siswa kelas 5 SDN No. 098/VI Bangko VI Kecamatan Bangko”
B.
Pembatasan Dan Rumusan Masalah
▪
Pembatas Masa
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Model Pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dalam Upaya Meningkatkan
Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Materi menyakini Kitab-Kitab Allah
Mencintai Al-qur’an.
2.
Pembelajaran pada pokok bahasan
materi menyakini kitab-kitab Allah swt mencintai Al-qur’an.
-
Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan pembatas masalah di atas, maka
permasalahan yang terkait dengan
penelitian ini dapat disajikan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1.
Apakah
penggunaan model pembelajaran cooperative learning dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam bahan ajar materi menyakini kitab-kitab Allah di
kelas 5 SDN No. 098/VI Bangko
VI Kecamatan Bangko ?
2.
Bagaimana
pelaksanaan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dalam upaya
meningkatkan prestasi belajar Pendidikan agama islam siswa dengan bahan ajar
menyakini kitab-kitab Allah mencintai al-qur’an siswa di kelas 5 SDN No. 098/VI Bangko VI Kecamatan Bangko?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah
:
1.
Untuk mengetahui peningkatan prestasi
belajar Pendidikan agama Islam bahan ajar materi menyakini
kitab-kitab Allah di kelas 5 SDN
No. 098/VI Bangko VI Kecamatan Bangko
2.
Untuk mengetahui pelaksanaan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar
bahan ajar materi menyakini kitab-kitab Allah di kelas 5 SDN No. 098/VI Bangko VI Kecamatan Bangko.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka
penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan dalam pendidikan,
baik secara lansung maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1.
Bagi
siswa, siswa akan lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru,
serta menimbulkan minat dan motivasi belajar peserta didik.
2.
Bagi guru, guru lebih
termotivasi untuk terus
belajar serta membekali diri dengan berbagai
aspek keilmuan yang berkenaan dengan aspek kependidikan.
3.
Bagi Lembaga Pendidikan atau sekolah, dapat
meningkatkan mutu Pendidikan dan tercapainya standar kelulusan.
BAB II
KERANGKA TEORI
A. LANDASAN TEORI
1. Prestasi belajar
a.
Pengertian prestasi belajar
Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu
prilaku.Pada saat orang belajar,maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya,
bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Skinner, seperti yang di kutip
Barlow dalam bukunya Education Psyhology: The teaching-learning process,
berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara progesif. Sedangkan
jika di lihat dari sudut ilmu
mendidik menurut M.Ngalim Purwanto, belajar
berarti perbaikan dalam tingkah laku dan kecakapan- kecakapan dan
tingkah laku yang baru. jadi belajar adalah perubahan tingkah laku pembelajaran
yang relatif permanen yang di dapat dari pengalaman belajar siswa serta praktek
yang di dapat di dalam setiap pembelajaran di sekoalah serta lingkungan sekitar di mana siswa itu
tinggal.
Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu
prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi”yang berati “hasil
usaha.” Prestasi menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah hasil yang telah di capai,
dilakukan, dan dikerjakan. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah
dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok. Prestasi
tidak mugkin di capai atau di hasilkan oleh seseorang selama ia tidak melakukan
kegiatan dengan sunguh-sunguh atau
dengan perjuangan yang gigih. Untuk mendapatkan prestasi sangat diperlukan
pengorbanan.Karena dalam mencapai prestasi banyak rintangan dan hambatan yang
menghadang. Menurut Poerwodarminto Mila Ratnawati, Pretasi belajar diartikan
sebagai perstasi yang di capi oleh seorang siswa pada jangka waktu tertentu dan
di catat dalam buku rapor sekolah. Setelah mengetahui pengertian tentang
prestasi dan belajar, maka penulis memadukan pengertian tersebut yaitu pengertian prestasi dan
belajar. Prestasi
belajar adalah hasil yang
dicapai atau yang diperoleh yang
berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap pengalaman dan pelatihan yang telah
dilalui oleh individu dan akhirnya mengakibatkan adanya perubahan dalam diri
individu tersebut. Adapun prestasi belajar pendidikan agama Islam adalah apa
yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar, namun
pencapaian hasil belajar tersebut yang merujuk pada aspek-aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Oleh karena itu,ketiga aspek di atas juga harus
menjadi indikator prestasi belajar. Artinya, prestasi belajar pendidikan agama
Islam harus mencakup aspek- aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
▪
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Prestasi Belajar Dalam proses belajar
mengajar kita perlu memperhatikan faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa, agar dalam prosesnya dapat berjalan dengan lancar dan mencapai
hasil yang sebaik-baiknya. Adapun
faktor-faktor yang dapat mempengaruhui prestasi belajar siswa dapat di bedakan
menjadi tiga macam, yaitu:
a. Faktor internal
Faktor
ini berasal dari dalam diri siswa sendiri yang meliputi dua aspek, yaitu: aspek
fisiologis (yang bersifat jasmani), dan aspek psikologis (yang bersifat
rohaniah).
1. Aspek fisiologi
2. aspek psikologis
3. intelegensi siswa
4. sikap siswa
5. bakat siswa
6. minat siswa
7. motivasi siswa
b.
Faktor Eksternal
Faktor ini berasal dari luar diri siswa. Secara garis besar
fackor ekstrnal dapat di bagi menjadi dua, yaitu:43
1. lingkungan sosial
2. lingkungan non sosial
c. Factor pendekatan belajar
Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai cara atau
strategi yang digunakan siswa untuk menunjang keefektifan dan efeseinsi dalam
proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah
atau mencapai tujuan. belajar tertentu. Disamping faktor internal dan
eksternal, Pendekatan belajar juga
berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa. Diantara
pendekatan belajar yang harus diperhatikan adalah pengorganisasian siswa,
diantaranya adalah: a) Pembelajaran secara individual, yaitu kegiatan mengajar
guru yang menitik beratkan pada
bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-masing individu. b) Pembelajaran
secara kelompok, yaitu pembelajaran dengan cara membentuk kelompok kecil. c)
Pembelajaran secara klasikal, yaitu pembelajaran yang merupakan kemampuan guru yang utama, karena pengajaran kasikal
merupakan kegiatan mengajar yang tergolong efesien.
d.
Belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur
yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang
pendidikan. Belajar bisa mengasikan dan bisa juga menjenuhkan ,tergantung guru menyikapinya dalam peroses belajar. dan pembelajaran di kelas. Dalam peroses
pembelajaranlah seorang guru harus dapat menciptakan suasana yang menyenangkan
,
Dalam hal ini guru diharapkan mengunakan metode-metode belajar, agar siswa
mendapatkan prestasi belajar di dalam kelas dengan baik.
2. Pengertian Model pembelajaran cooperative learning
a. Model pembelajaran
Model pembelajaran adalah kerangka kerja yang memberikan
gambaran sistematis untuk melaksanakan pembelajaran agar membantu
belajar
siswa dalam tujuan tertentu yang ingin dicapai. Menurut pendapat suprihatiningrum (2013 halm 145) yang menyatakan bahwa
model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
pembelajaran dengan sistematis untuk mengelola pengalaman belajar siswa agar
tujuan belajar tertentu yang diinginkan bisa tercapai. Jadi ciri khusus
dari model pembelajaran adalah adanya pola atau rencana sistematis dalam proses pembelajaran.
a). Ciri-ciri model pembelajaran
Menurut
hamiyah dan Jauhar (2014, halm 58) ciri-ciri model pembelajaran yaitu:
1. Berdasarkan teori Pendidikan
dan teori belajar tertentu
2. Mempunyai misi atau tujuan
Pendidikan tertentu
3.
Dapat dijadikan pendoman untuk perbaikan kegiatan
pembelajaran di kelas
4.
Memiliki perangkat bagian
model
5.
Memiliki dampak sebagai akibat penerapan model pembelajaran
baik langsung maupun tidak langsung
b). Fungsi model pembelajaran
Fungsi model pembelajaran adalah pedoman dalam perangcangan
hingga pelaksanaan pembelajaran.
Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Trianto (2015,
hal 53) yang mengemukakan bahwa
fungsi model pembelajaran adalah
sebagai pedoman bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan
pembelajaran. Oleh karena itu pemilihan model
pembelajaran sifat materi yang akan dibelajarkan, tujuan (kompetensi)
yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut serta tingkat kemampuan peserta
didik3.
c).
Macam-macam model pembelajaran
Menurut Hamdayama (2016, halm. 132-182) macam- macam model pembelajaran adalah sebagai
berikut :
1. Model pembelajaran inquiry
2. Model pembelajaran kontekstual
3. Model pembelajaran ekspositori
4. Model pembelajaran berbasis masalah (PBL)
5. Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
6. Model pembelajaran kelas rangkap
7. Model pembelajaran tugas terstruktur
8. Model pembelajaran portopolio
9. Model pembelajaran tematik.6
3.
Model pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran
yang mengutamakan Kerjasama peserta didik dalam kegiatan belajar. Seperti
dikemukakan Huda 2015, hal 32) pembelajaran cooperative mengacu pada metode pembelajaran dimana siswa bekerja sama dalam
kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar. Melengkapi penjelasan di atas, menurut Rusman (2018, hal 202)
pembelajaran cooperative atau cooperative learning merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil secara kolaboratif dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.
Artinya kelompok belajar yang disusun
haruslah beragam dan tidak pandang
bulu7. Menurut2. pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial
yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu
siswa. Keterampilan berarti kemampuan menggunakan fikiran, nalar dan
perbuatan dan secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu hasil tertentu
termasuk kreatifitasnya. Kelebihan dan
kelemahan model pembelajaran kooperatif learniang
adalah
a. Kelebihan
Pembelajaran
kooperatif mampu meningkatkan keterampilan kognitif dan afektif siswa secara
bersamaan. Selain itu, sadker (dam huda, 2015, hal
66) menjabarkan bahwa beberapa
manfaat dan kelebihan dari pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
6 Hamdayama, Jumanta. (2016)
Metodologi pengajaran. Jakarta.
Bumi aksara
7Huda, Miftahul. (2015). Model-model pengajaran dan pembelajaran: isu-isu metodis dan
paradigmatic. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
1.
Siswa
yang di ajari dengan dan dalam struktur-struktur kooperatif akan memperoleh
hasil pembelajaran yang tinggi
2.
Peserta didik yang berpartisipasi
dalam pembelajaran kooperatif akan
memiliki sikap harga diri yang lebih tinggi dan motivasi yang lebih besar untuk
belajar
3.
Melalui pembelajaran kooperatif, siswa
menjadi lebih peduli pada teman-temannya, dan di antara mereka akan terbangun
rasa ketergantungan yang positif (interdependesi positif) untuk proses belajar
mereka nanti.
4.
Melalui
pembelajaran kooperatif meningkatkan rasa penerimaan siswa terhadap temman-temannya
yang berasal dari latar belakang dan etnik yang berbeda-beda.
b. Kekurangan cooperative learning
1.
Ditakutkan
ada beberapa siswa yang tidak bertanggung jawab secara personal pada tugas kelompoknya hanya akan mengekor
pada apa saja yang telah dilakukan
oleh teman-teman satu kelompoknya Kondisi dimana beberapa anggota yang dianggap kurang mampu
cenderung dia abaikan oleh rekan
lainnya yang lebih mampu.
2.
Titakutkan siswa hanya focus pada
salah satu bagian materi yang ada dikelompoknya saja sedangkan materi untuk
kelompok lain
3.
Kooperatif learning tipe jigsaw
Pemebelajaran kooperatif tife jigsaw merupakan model
pembelajaran yang membagi siswa kedalam beberapa kelompok lalu secara
sistematis memecah Kembali kelompok tersebut untuk berdiskusi dengan anggota
kelompok lain dalam suatu bagian materi dan kelompok khusus untuk kemudian
Kembali ke kekelompok awal dan menyampaikan hasil diskusinya dengan kelompok
khusus tadi. Artinya,
anggota kelompok awal memiliki
tanggung jawab masing-masing atas penguasaan bagian materi tertentu dengan cara
mencari tahu dan mendiskusikannya Bersama anggota-anggota kelompok bayangan
supaya dapat mengajarkannya pada kelompok awal. Jadi dapat disimpulkan bahwa jigsaw adalah
salah satu
tipe
model pembelajaran kooperatif yang mengambil pola alternatif dari pembelajaran
kelompok yang membuat peserta didik bekerja sama dalam suasana ketrgantungan
satu sama lain yang positif untuk
mempelajari materi yang diberikan
secara efektif sembari melatih dan menguatkan karakter dan soft skill. Adapun
sintaks model pembelajar jigsaw menurut Rusman (2018, halm 220) Langkah-langkah
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai berikut:
1.
Siswa dikelompokkan dengan
anggota sekitar 4 orang
2. Tiap
siswa dalam kelompok diberi materi dan tugas yang berbedatiap kelompok ahli
mempersentasikan hasil diskusi
3. Anggota
dari kelompok yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk kelompok baru 9
kelompok ahli)
4. Setelah
kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota Kembali ke kelompok asal dan menjelaskan
kepada anggota kelompok tentang materi yang mereka kuasai
5.
Tiap kelompok ahli mempersentasikan hasil diskusi
6.
Pembahasan
7.
Penutup
3.
Menyakini kitab-kitab Allah mencintai al-qur’an
a. Pengertian kitab Allah dan menyakini kitab-kitab Allah
Kitab Allah adalah kumpulan wahyu allah swt
yang disampaikan kepada para rasul-Nya untuk di ajarkan kepada umat manusia
sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Iman kepada kitab Allah Swt
berarti percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt telah menurunkan
kitab-kitab-Nya kepada para Rasul- Nya. Ajaran yang terdapat di dalam kitab
tersebut disampaikan kepada umat manusia sebagai pedoman hidup agar dapat
meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Untuk lebih memahami
hal tersebut, perhatikan firman Allah dalam :
1. Q.S. Al-maidah ayat 16 dan Q.S. An-nisa’ ayat
136 tentang dalil wajibnya seseorang harus menyakini kitab-kitab Allah
Q.S. Al-maidah ayat 16
Artinya :
Dengan
kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya kejalan
keselamatan, dan (dengan
kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada Cahaya yang terang benderang dengan
se izin-Nya dan menunjuki mereka jalan yang lurus
Ada 4 kitab yang diturunkan oleh Allah Swt ke dunia ini.
Allah Swt juga memberikan nama-nama untuk kitab-kitab-Nya tersebut. Secara
berurutan mulai dari yang pertama kali diturunkan hingga saat ini, keempat kitab yang
wajib kita yakini adalah :
Taurat, Zabur, Injil, dan al-Qur’an.
-
Kitab
Taurat diwahyukan kepada Nabi Musa a.s pada abad ke-12 SM.
Nama
Taurat berarti hukum atau syariat. Pada saat itu Nabi Musa a.s diutus oleh
Allah Swt untuk berdakwah kepada bangsa Bani Israil. Oleh karena itu, tepat
sekali kalau kita meyakini bahwa kitab Taurat diperuntukkan sebagai pedoman dan
petunjuk hidup bagi kaum Bani Israil saat itu. Adapun bahasa yang digunakan
dalam kitab Taurat adalah
bahasa Ibrani. Sebagai muslim kita sangat meyakini akan keberadaan kitab Taurat
ini.
-
Kitab Zabur diturunkan Allah Swt
kepada Nabi Daud a.s untuk bangsa Bani Israil atau umat Yahudi. Kitab ini
diturunkan pada abad 10 SM di daerah
Yerusalem. Adapun kitab ini ditulis dengan bahasa Qibti
-
Kitab
Injil diturunkan kepada Nabi Isa a.s pada permulaan abad 1M. Kitab Injil diwahyukan di daerah Yerusalem. Kitab ini
ditulis pada awalnya dengan menggunakan bahasa
Suryani. Kitab ini menjadi pedoman
bagi kaum Nabi Isa a.s., yakni kaum Nasrani.
-
Kitab al-Qur’an merupakan kitab yang diturunkan Allah Swt kepada Nabi
dan Rasul yang terakhir, yaitu Nabi Muhammad saw. Kitab Suci al- Qur’an
diturunkan Allah Swt sebagai penyempurna dan membenarkan kitab-kitab
sebelumnya. Kitab al-qur’an diturunkan pada abad ke 7 M (kurun
waktu tahun 611-632
M) Secara umum pokok-pokok
ajaran yang terkandung dalam kitab Al-qur’an adalah tentang:
1.
Aqidah (keyakinan)
2. Akhlak (budi
pekerti)
3.
Ibadah
4. Muamalah
5. Tarikh (sejarah)
Hikmah beriman
kepada kitab-kitab Allah
swt!
1.
Menyakini keberadaan kitab-kitab Allah swt
2.
Memperkuat keimanan kepada
Allah swt
3.
Mengetahui bagaimana berperilaku yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari
4.
Mengetahui dan bisa membedakan mana yang baik dan buruk, karena dalam kitab suci dijelaskan tentang bagaimana cara berperilaku, baik sebagai makhluk sosial maupun individu
5.
Hidup manusia menjadi tertata
karena adanya pedoman
yang bersumber pada kitab suci
al-qur’an.
6.
Memupuk sikap toleransi karena
kitab-kitab Allah selalu memberikan penjelasan
tentang penanaman sikap toleransi. Artinya
kita harus selalu menghormati
pemeluk agama lain
7.
Menambah ilmu pengetahuan, karena
kitab Allah selain berisi perintah dan
larangan juga berisi pokok-pokok ilmu pengetahuan
8.
Memberikan pengetahuan atau
informasi sejarah tentang kehidupan orang- orang terdahulu agar menjadi pelajaran
hidup yang berharga
bagi umat manusia saat ini.
9. Menumbuhkan sikap optimis untuk meraih kebahagiaan dan kesuksesan dunia akhirat
10. Mampu meningkatkan motivasi untuk beribadah dan menjalankan
kawajiban-kewajiban agama
11. Ketakwaan dapat terjaga dengan selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya
12. Menambah ilmu pengetahuan melalui
pemahaman dalam kitab.
13. Meningkatkan
kesabaran dalam menerima cobaan, ujian, dan musibah yang menimpa pada dirinya.
14. Hati manusia jadi lebih tentram dengan
membaca kkiitab Al-qur’an
15. Manusia dapat mengetahui betapa besarnya perhatian
dan kasih sayang Allah swt
kepada para hamba dan makhluk-Nya serta mensyukuri segala anugerah dan nikmat
allah swt termasuk pemberian petunjuk yang benar melalui kitab-kitab-Nya.
Hikmah dari adanya kitab-kiitab Allah
1. Memberikan petunjuk
kepada manusia mana yang benar dan mana yang salah.
2.
Pedoman agar manusia
tidak berselisih dalam menentukan kebenaran.
3. Memberikan informasi
sejarah tentang kehidupan
orang-orang terdahulu agar
menjadi pelajaran hidup yang berharga bagi umat manusia saat ini.
4. Manusia
dapat mengetahui betapa besarnya perhatian dan kasih saying Allah swt kepada
para hamba dan makhluk-Nya
5. Manusia
yang beriman akan mengetahui dan bisa membedakan mana yang baik dan buruk, karena dalam kitab kitab tentang perilaku
yang baik dan buruk.
6. mensyukuri
segala anugerah dan nikmat allah swt termasuk pemberian petunjuk yang benar
melalui kitab-kitab-Nya.
7. Hati manusia
menjadi lebih tentran
dan menambah ilmu pengetahuan, karena kitab Allah
selain berisi perintah dan larangan juga berisi pokok- pokok ilmu pengetahuan.
8. Memiliki
sikap toleran yang tinggi karena kitab-kitab Allah selalu memberikan penjelasan tentang penanaman sikap toleransi. Artinya
kita harus saling menghormati dan menghargai orang lain bahkan pemeluk agama lain.
9. Meningkatkan
kesabaran dalam menerima cobaan, ujian, dan musibah yang menimpa pada dirinya
.B. PENELITIAN TERDAHULU
1.
Ilhamsyah
(2013) yang berjudul : “Pengaruh Perhatian Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V MI Arridha Jakarta Barat” Berdasarkan data yang didapat dan kemudian dianalisis disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan dari factor perhatian
guru terhadap prestasi
belajar siswa dengan tingkat
korelasi yang cukup dengan nilai. Hal ini menginformasikan kepada guru agar selalu menciptakan suasana yang harmonis dengan memberikan perhatian
kepada siswa didiknya,
menciptakan hubungan kasih sayang serta sedapat mungkin
menyediakan fasilitas dan sarana belajar yang mencukupi bagi siswa didiknya, sehingga tercipta suasana
kondusif.
2.
Tuti Alawiyah (2014) yang berjudul
: “Pengaruh Metode Mengajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Studi
Fiqih kelas IV di MIN Pegadungan Kalideres Jakarta
Barat” Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan
:
Pengaruh metode mengajar terhadap prestasi belajar siswa pada bidang studi
fiqih di MIN Pegadungan Kalideres Jakarta Barat dapat dikatakan cukup baik. Hal
ini dapat dillihat pada hasil perhitungan product moment berdasarkan jawaban
siswa yaitu 0,57. Dari hasil perhitungan product moment diperoleh hasil 0,57.
Dengan memperhatikan besarnya rxy yang dihasilkan yang berada pada rentang di
bawah 0,70 berarti korelasi antara variable x dan variable y dapat dikatakan
sedang atau cukup baik, jadi tingkat korelasi antara metode mengajar dengan
prestasi belajar siswa cukup berpengaruh dan signifi
C. HIPOTESIS PENELITIAN
Penelitian ini direncanakan dua siklus dan setiap siklus
dengan prosedur pelaksanaan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Melalui prosedur tersebut dapat diamati tentang
pengetahuan materi menyakini kitab-kitab
Allah
melalui
media pembelajaran cooperative learning pada siswa kelas 5 SDN No. 098/VI Bangko VI Kecamatan Bangko, sehingga himpotesis tindakan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
1.
Terjadi peningkatan aktifitas belajar
siswa dalam materi menyakini kitab- kitab Allah mencintai al-qur’an
setelah menggunakan model pembelajaran cooperative learning
2.
Terdapat peningktan prestasi belajar
Pendidikan agama islam siswa bahan ajar menyakini kitab-kitab Allah mencintai al-qur’an setelah menggunakan model pembelajaran
cooperative learning
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah penelitaian tindakan kelas
(PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus.Penelitian tindakan
kelas pada dasarnya merupakan pengembangan dari penelitian tindakan (action research).Metode penelitian ini dilaksanakan berdasarkan penelitian tindakan kelas Classrom
action research merupakan bentuk suatu penelitian yang bersifat reflektif
dan kolaboratif tindakan-tindakan
tertentu guna mencapai perbaikan dan peningkatan kemampuan profesionalisme guru
dalam pembelajaran dikelas.1
Menurut Hamzah B. Uno dkk penelitian tindakan
kelas ini adalah
“penelitian
yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri,
dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dan hasil belajar siswa meningkat.”2
Oleh karena itu PTK secara singkat dapat didefinisikan sebagai bentuk penelitian yang bersifat
reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki
atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih propesional.
Empat langkah penting dalam penelitian tindakan kelas
yaitu:” merencanakan (planning),
melaksanakan (acting), mengamati (observing) dan merefleksi (reflecting)”.
Langkah penelitian di atas dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1.
Perencanaan
Rencana
tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil belajar
sebagai solusi.
2.
Tindakan
Usaha
yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan
atau perubahan yang diinginkan
3.
Obsevasi
a.
Mengamati keaktifan siswa melalui
lembar observasi dalam mengikuti
pembelajaran Pendidikan agama islam bahan ajar menyakini kitab-kitab Allah
melalui model pembelajaran cooperative learning dan kemampuan hasil belajar
siswa melalui tes.
b.
Menganalisis kemampuan guru dalam
pelajaran Pendidikan agama islam bahan
ajar menyakini kitab-kitab Allah melalui lembar observasi.
4. Refleksi
Peneliti mengkaji, melihat dan mengevaluasi atas hasil dari
tindakan. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti bersama guru dapat melakukan
revisi perbaikan terhadap rencana awal.4
B.
Variabel Penelitian
Variable penelitian menggunakan variable
bebas. Variabel penelitian ini juga disebut sebagai istilah variable stimulus
atau pengaruh, yang mana mengalami
perubahan yang disebabkan karena variable ini. Adapun variable
yang akan peneliti
lakukan dalam penelitian Tindakan kelas (PTK) adalah menganalisis hasil
belajar peserta didik dalam menguasai materi menyakini kitab-kitab Allah SWT.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap, untuk
mendapatkan data yang relevan dengan masalah yang diteliti, maka dalam hal ini
penelitian yang terhitung mulai dari persiapan kelapangan sampai selesai
penelitian yaitu selama 1 bulan. Adapun mengenai lama penelitian tindakannya
yaitu 2 siklus yang dilakukan selama 4 minggu (1 bulan). Penelitian ini akan
dilaksanakan pada 17 September s/d 16 Oktober 2024
Adapun lokasi dalam penelitian ini bertempat di kelas 5 SDN No. 098/VI Bangko VI Kecamatan Bangko yang merupakan lembaga
pendidikan yang terletak di kecamatan bangko
kabupaten merangin.
C.
Populasi Dan Sampel
Adapun jumlah populasi dalam penelitian Tindakan kelas ini
adalah siswa- siswi kelas 5 SDN No. 098/VI Bangko
VI Kecamatan Bangko semester ganjil di kelas 5 SDN No. 098/VI Bangko VI Kecamatan Bangko dengan jumlah 25 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 14
siswa perempuan. Alasan dipilihnya kelas ini karena di kelas 5 SDN No. 098/VI Bangko VI Kecamatan Bangko yaitu:
1.
Rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan agama Islam.
2.
Kurangnya pendekatan yang tepat
dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan agama Islam bahan
ajar Menyakini kitab-kitab Allah SWT.
3.
Metode yang digunakan guru kuarang
bervariatif sehingga menimbulkan kemalasan dalam belajar yang berakibat rendahnya
hasil belajar yang didapat siswa.
4.
Kurangnya keterlibatan siswa dalam
kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, sehingga siswa hanya mendengarkan
materi yang disampaikan oleh guru.
D.
Instrument Penelitian
Instrument
penelitian adalah metode yang dipakai untuk mengukur dan mengumpulkan data pada
karya ilmiah. Instrument penelitian sangat penting karena dapat mempengaruhi
validitas data yang digunakan dalam penelitian.
No |
Kegiatan |
Menit |
|||||||||||||||||||||
5 |
10 |
15 |
20 |
25 |
0 |
5 |
40 |
45 |
50 |
60 |
65 |
75 |
80 |
85 |
90 |
95 |
100 |
105 |
110 |
115 |
120 |
||
1 |
pendahuluan |
√ |
√ |
√ |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2 |
egiatan inti |
|
|
|
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
|
|
|
3 |
penutup |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√ |
√ |
√ |
E.
Jenis, Sumber dan Teknik pengumpulan Data
1.
Jenis
Ada
dua jenis data pada umumnya yaitu data kuantitatif dan data kualitatif yang akan dijelaskan di bawah ini, penulis
lebih mempokuskan pada data kuantitatif dalam melakukan analisis ini.
-
Data kuantitatif
Data
kuantitatif merupakan data atau informasi yang di dapatkan dalam bentuk angka.
Dalam bentuk angka ini maka data kuantitatif dapat diproses menggunakan rumus matematika atau dapat juga dianalisis dengan system statistic.
-
Data kualitatif
Data
kualitatif merupakan data yang berbentuk kata-kata atau verbal. Cara memperoleh
data kualitatif dapat dilakukan melalui wawancara.
2.
Sumber Data
Dalam pengumpulan sumber data, peneliti
melakukan pengumpulan sumber data dalam wujud data primer dan data sekunder.
-
Data primer
Data Primer ialah jenis dan sumber data penelitian yang di
peroleh secara langsung dari sumber pertama (tidak melalui perantara),baik
individu maupun kelompok. Jadi data
yang di dapatkan secara langsung.Data primer secara khusus di lakukan untuk
menjawab pertanyaan penelitian. Penulis mengumpulkan data primer dengan metode survey dan juga metode observasi. Metode survey ialah
metode yang pengumpulan data primer yang menggunakan pertanyaan lisan dan
tertulis. Penulis melakukan wawancara kepada pemilik usaha woodshouse untuk mendapatkan data atau
informasi yang di butuhkan. Kemudian penulis juga
melakukan pengumpulan data dengan metode observasi. Metode observasi ialah metode pengumpulan data primer
dengan melakukan pengamatan terhadap aktivitas dan kejadian tertentu yang
terjadi
-
Data sekunder
Data
Sekunder merupakan sumber data suatu penelitian yang di peroleh peneliti secara
tidak langsung melalui
media perantara (di peroleh atau
dicatat oleh pihak lain). Data sekunder
itu berupa bukti,catatan atau laporan historis
yang telah tersusun dalam arsip atau data dokumenter
3. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan
untuk pengumpulan data dalam
penelitian adalah sebagai berikut :
- Tes
Tes merupakan suatu cara untuk melakukan penilaian yang berbentuk tugas-tugas yang harus
dikerjakan untuk mendapatkan data tentang nilai hasil belajar siswa yang dapat
dibandingkan dengan yang dicapai kawan- kawannya atau nilai standar yang
ditetapkan, dan aspek yang paling dilihat.
dalam hal ini Wina Sanjaya
memberikan penjelasan tentang tes adalah “instrumen pengumpulan data
untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif, atau penguasaan tingkat
materi pembelajaran.”7 Pada penelitin pra siklus peneliti mengunakan
hasil test UTS (ujian tengah semester), sedangkan untuk penilaian pada tahap
siklus I dan siklus II peneliti mengunakan tes tulis sebagai alat penilaian.
-
Observasi
Observasi merupakan suatu kegiatan pemusatan
perhatian terhadap suatu
objek dengan mengunakan seluruh alat indra. Nana Syaodih sukmadinata
menjelaskan observasi adalah “Suatu tehnik atau cara mengumpulkan data dengan
jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan
yang sedang berlangsung.”9Observasi digunakan untuk mencatat atau
memantau setiap kegiatan yang dilakukan siswa dan guru di dalam pembelajaran fiqih karena dari pemantauan ini dapat ditemukan kelemahan berbagai kelemahan
sehingga dapat ditindak lanjuti untuk diperbaiki pada siklus berikutnya.
-
Wawancara
Wawancara adalah “Teknik pengumpulan data dengan
menggunakan bahasa lisan kepada subyek yang
diteliti secara tatap muka ataupun melalui media tertentu.”10Wawancara menurut
Wina Sanjaya, merupakan tehnik pengumpulan data secara tatap muka atau melalui
media tertentu. Pada
penelitian
ini peneliti mewawancarai guru bidang Kelas untuk
mndapatkan
informasi mengenai hasil siswa dalam belajar Kelas .
- Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data-data mengenai hal-hal
yang berupa catatan, arsip dan lain-lain.Teknik ini untuk mendukung dalam
mendapatkan data-data yang lebih akurat yang tentunya yang berkaitan dengan
penelitian ini.Untuk penelitian tindakan
kelas ini, peneliti mengambil
dokumentasi berupa foto atau gambar pada saat penelitian tindakan kelas berlangsung.
F. Teknik Analisis dan pengujian Hipotesis
a.
Teknik analisis
Data yang telah diperoleh dan dikumpulkan kemudian akan
dianalisis. Adapun langkah-langkah yang ditempuh untuk menganalisis data dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1.
Tes
Adapanya tes dilakukan untuk mengetahui presentasi
ketuntasan belajar siswa dalam suatu kelas melalui penilaian berikut ini:
P = f x 100
N
Keterangan : P : presentasi
F
: jumlah siswa yang mencapai ketuntasan N: jumlah seluruh siswa
Adapun untuk mengetahui nilai-nilai rata-rata siswa dilakukan melalui penilaian berikut ini
X=∑ˣ Keterangan:
ᴺ
x : Nilai
rata-rata siswa
∑
: j umlah nilai siswa N : Jumlah nilai siswa
Standar ketuntasaan belajar siswa ditentukan dari hasil
persentase penguasaan siswa pada kompetensi dasar dalam suatu materi tertentu kriteria ketuntasan belajar
setiap kompetensi dasar berkisar anatara 0- 100%.
2.
Observasi
Adanya observasi untuk mengetahui kaeaktifan siswa dalam
mengikuti pembelajaran fiqih dan untuk mengetahui kemampuan guru dalam menyampaikan materi
pelajaran dengan menggunakan metode demotrasi (%) = n/N x 100%
Keterangan:
% = Presentasi keaktifan
siswa n
= Jumlah skor yang diperoleh N = Jumlah skor maksimal
Perhitungan presentasi kinerja
guru dalam menjelaskan materi fiqih menggunakan metode demontrasi sebagai berikut:
Presentasi (%) = n/N x 100%
% = Presentasi keaktifan
siswa n
= Jumlah skor yang diperoleh N = Jumlah skor maksimal
Perhitungan presentasi kinerja
guru dalam menjelaskan materi fiqih menggunakan metode demontrasi sebagai berikut:
Keterangan:
% = Presentasi keaktifan
siswa n
= Jumlah skor yang diperoleh N = Jumlah skor maksimal
Tabel keaktifan siswa dan kinerja
guru
No |
Nilai |
Kritetia |
1 |
< 25% |
Kurang |
2 |
26% - 50% |
Sedang |
3 |
26% -75% |
Baik |
4 |
75% |
Baik sekali |
b.
Pengujian hipotesis
Penelitian
ini dilakukan dua siklus dan setiap siklus dengan prosedur pelaksanaan
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Melalui prosedur tersebut dapat
diamati tentang pengetahuan materi menyakini kitab-kitab Allah melalui media
pembelajaran cooperative learning pada siswa kelas 5 SDN
No. 098/VI Bangko VI Kecamatan Bangko sehingga hipotesis
tindakan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
1.
Terjadi peningkatan aktifitas belajar
siswa dalam materi menyakini
kitab-kitab Allah mencintai al-qur’an setelah menggunakan model pembelajaran
cooperative learning
2.
Terdapat peningktan prestasi belajar
Pendidikan agama islam siswa
bahan ajar menyakini kitab-kitab Allah mencintai al-qur’an setelah menggunakan model pembelajaran
cooperative learning
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4. Hasil Penelitian
Hasil penelitian
tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan materi yang dapat meningkatkan minat dan keterampilan serta hasil belajar peserta didik dalam materi
menyakini kitab-kitab Allah mencintai
al-qur’an. Penelitian ini, dilakukan pada Kelas 5 SDN N0. 098/VI Bangko
VI Kecamatan Bangko pada
tahun pelajaran 2024/2025
4.1
Deskripsi Kondisi
Awal (Pra siklus)
Sebelum Tindakan
kelas dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti mengadakan pra siklus. Pada pra siklus metode pembelajaran yang digunakan
guru adalah metode konvensional. Guru
cenderung mentransper ilmu kepada siswa. Sehingga siswa pasif, kurang kreatif, bahkan cedrung bosan, disamping itu dalam penyampai
materi pelajaran, guru banyak menggunakan metode ceramah dan tanya jawab serta pemberian
tugas. Sehingga proses pembelajaran tampak kaku. Hal tersebut juga berdampak
pada nilai yang diperoleh siswa Kelas 5 SDN
N0. 098/VI Bangko VI Kecamatan Bangko pada materi
menyakini kitab-kitab Allah mencintai al-qur’an.
Sebelum
menggunakan Model Kooperatif banyak siswa belum mencapai ketuntasan belajar
dalam mempelajari materi tersebut. Hal tersebut terlihat dari hasil tes pada sebelum
diterapkan pembelajaran dengan menggunakan Model cooperative learning yang diambil dari dilakukannya
pre-test.
Dimana pre-test bertujuan untuk mengukur pemahaman
awal siswa sebelum dilakukan intervensi atau tindakan
pembelajaran. Dengan melakukan pre-test, kita
dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan dan keterampilan siswa dalam mengikuti
pembelajaran mengenai dengan model atau metode sebelumnya.
Tabel 4.1. Hasil Tes Sebelum menggunakan Model Kooperatif
learning dari dilakukannya pree-test
No |
NAMA SISWA |
NILAI |
KETERANGAN |
|
T |
TT |
|||
1 |
Akbar Okto Wiguna |
65 |
|
√ |
2 |
Ari Juita |
78 |
|
√ |
3 |
Atikah |
83 |
√ |
|
4 |
Akhdan |
68 |
√ |
|
5 |
Berneza Octavian |
65 |
|
Ö |
6 |
Calista Lathifah |
74 |
|
Ö |
7 |
Devin Madra |
68 |
|
Ö |
8 |
Dian Elvita Sari |
73 |
|
Ö |
9 |
Dwinita Robaniyati |
78 |
√ |
|
10 |
Eka Liana |
70 |
|
Ö |
11 |
Farel Aprinol |
68 |
|
Ö |
12 |
Harzali Zaelani |
76 |
√ |
|
13 |
Julia Sepri
Ramadhani Putri |
70 |
|
√ |
14 |
Kendzi Arthapriya |
80 |
√ |
|
15 |
Laura Sabela |
73 |
|
Ö |
16 |
Lina Sila Marmus |
73 |
|
Ö |
17 |
Maswan |
67 |
|
Ö |
18 |
Muhammad Dzikra
Haikal |
68 |
|
√ |
19 |
Muhammad Dzaky
Wiransyah |
70 |
|
Ö |
20 |
Nabila Sunniyah |
73 |
|
Ö |
21 |
Nadila Fitriani |
73 |
|
Ö |
22 |
Nashifa Ramadhani |
79 |
Ö |
|
23 |
Nathasya Kirani |
80 |
√ |
|
24 |
Noprian Iwan
Saputra |
66 |
|
√ |
25 |
Patria Akbar
Wiguna |
68 |
|
√ |
Jumlah |
1806 |
7 |
18 |
|
Skor maksimal Ideal 2500 Jumlah skor tercapai 1806 Skor Rata-rata 72,24 Persentase siswa yang tuntas 20% Persentase siswa yang tidak tuntas 80% |
Keterangan :
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 7
Jumlah siswa yang belum
tuntas : 18
Klasikal : Belum
tuntas
KKM
: 75
Tabel 1.2. Rekapitulasi Hasil Tes Sebelum
Model Kooperatif learning
No |
Uraian |
Sebelum Model Kooperatif learning |
1 |
Nilai rata-rata tes tulis |
72,24 |
2 |
Jumlah siswa
yang tuntas belajar |
7 |
3 |
Persentase ketuntasan belajar |
20% |
Tabel di atas
menggambarkan bahwa rata-rata siswa Kelas 5 SDN N0. 098/VI Bangko
VI Kecamatan Bangko sebelum pembelajaran dengan model cooperative learning tipe STAD diperoleh
nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah
72,24 dan ketuntasan belajar mencapai 20% atau ada 7 siswa dari 25 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa sebelum pengguaan model
pembelajaran secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ³ 75 hanya sebesar 20% lebih kecil dari
presentase ketuntasan yang
dikehendaki yaitu sebesar 100%. Maka dari itu akan dijadikan perbandingan untuk Upaya meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam. Data pra
siklus diambil dari hasil tes sebelum melakukan penelitian, berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai
tertinggi 83, nilai terendah 65, nilai rata-rata
kelas hanya mencapai 72.24. Dan itu belum mencapai KKM sedangkan KKM untuk
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu 75.
4.2 Deskripsi Hasil Siklus 1
1.
Tahap perencanaan
Untuk mendapatkan
hasil yang lebih maksimal, pada pembelajaran
Pendidikan Agama Islam tentang materi menyakini kitab-kitab Allah mencintai al-qur’an melaui model pembelajaran cooperative learning maka diperlukan perencanaan yang sangat matang sehingga hasil
dapat tercapai dengan maksimal. Adapun perencanaan dibuat yaitu:
1. Membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP)
2. Menentukan
pokok bahasan yaitu menjelaskan Kembali bacaan dengan materi menyakini kitab-kitab Allah mencintai al-qur’an dengan baik.
3.
Menyiapkan bahan ajar, alat peraga dan media pembelajaran yang menarik minat
belajar siswa. Bisa berupa buku teks, LKPD, gambar pembelajaran dan gunakan teknologi seperti leptop dan invocus
untuk menampilkan gambar-gambar yang berhubungan dengan
materi kita.
4. Penyusunan tes dan evaluasi
digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan
dan keterampilan siswa dalam menganalisa materi makan iman dan perilaku orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah.
serta membacakan dalil yang berhungan
dengan materi melalui
model pembelajaran kooperatif learning.
5. Menyusun
pedomann observasi guru dengan teman sejawat yang ikut melakukan pengamatan.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus 1
dilaksanakan pada tanggal 24 November 2024 yang bertepatan di Kelas 5 SDN
N0. 098/VI Bangko VI Kecamatan Bangko dengan jumlah siswa 25 orang yang terdiri
dari 12 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Mata pelajaran yang peneliti teliti adalah Pendidikan Agama Islam dengan materi menyakini
kitab-kitab Allah mencintai al-qur’an dengan
model pembelajaran cooperative learning. Setelah memberikan pretest,
guru melanjutkan pelaksanaan dengan mengajar materi
menyakini kitab-kitab allah SWT mencintai
al-qur’an dengan model pembelajaran cooperative learning. Yang mana pendekatan pembelajaran cooperative learning
merupakan pendekatan dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang
beranggotakan siswa dengan kemampuan heterogen.
Dalam pelaksanaan ini, guru akan membentuk kelompok-kelompok siswa dengan
memperhatikan keberagaman kemampuan mereka.
Setiap kelompok akan diberikan tugas atau aktivitas yang dirancang untuk mendorong mereka untuk berdiskusi
antaranggota kelompok dan saling membantu.
Setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama untuk belajar materi menyakini kitab-kitab allah mencintai al-qur’an
dan setiap individu akan
dinilai berdasarkan konstribusinya terhadap kelompok dan pengisian jawaban dalam LKPD masing-masing siswa. walaupun
mereka berkelompok tapi mereka
menuliskan jawaban dari tugas yang diberikan di LKPD masing-masing.
Setelah melaksanakan tindakan dengan model pembelajaran cooperative learning, guru akan melakukan pengamatan terhadap interaksi dan kemajuan
belajar dalam kelompok. Hasil tes akan di ambil untuk membandingkan kemampuan siswa setelah
ikut dalam pelaksanaan pembelajaran. Hasil pengamatan dan tes tulis akan digunakan guru dalam mengevaluasi
keefektifan model pembelajaran yang dilakukan
dan perluasan perbaikan pada siklus selanjutnya. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.3. Hasil Tes Setelah Menggunakan Model cooperative learning
Pada Siklus I
No |
NAMA SISWA |
NILAI |
KETERANGAN |
|
T |
TT |
|||
1 |
Akbar Okto Wiguna |
70 |
|
Ö |
2 |
Ari Juita |
83 |
Ö |
|
3 |
Atikah |
88 |
√ |
|
4 |
Akhdan |
70 |
|
Ö |
5 |
Berneza Octavian |
70 |
|
Ö |
6 |
Calista Lathifah |
78 |
Ö |
|
7 |
Devin Madra |
75 |
Ö |
|
8 |
Dian Elvita Sari |
78 |
Ö |
|
9 |
Dwinita Robaniyati |
85 |
Ö |
|
10 |
Eka Liana |
75 |
Ö |
|
11 |
Farel Aprinol |
75 |
Ö |
|
12 |
Harzali Zaelani |
80 |
Ö |
|
13 |
Julia Sepri
Ramadhani Putri |
76 |
Ö |
|
14 |
Kendzi Arthapriya |
86 |
Ö |
|
15 |
Laura Sabela |
76 |
Ö |
|
16 |
Lina Sila Marmus |
78 |
Ö |
|
17 |
Maswan |
70 |
|
Ö |
18 |
Muhammad Dzikra
Haikal |
73 |
|
Ö |
19 |
Muhammad Dzaky
Wiransyah |
73 |
|
Ö |
20 |
Nabila Sunniyah |
79 |
Ö |
|
21 |
Nadila Fitriani |
77 |
Ö |
|
22 |
Nashifa Ramadhani |
85 |
Ö |
|
23 |
Nathasya Kirani |
85 |
Ö |
|
24 |
Noprian Iwan
Saputra |
70 |
|
Ö |
25 |
Patria Akbar
Wiguna |
75 |
Ö |
|
Jumlah |
2078 |
18 |
7 |
|
Skor maksimal Ideal 2500 Jumlah skor tercapai 2078 Skor Rata-rata 83,12 Persentase siswa
yang tuntas 72% Persentase siswa
yang tidak tuntas 28% |
||||
Keterangan : T : Tuntas TT : Tidak Tuntas Jumlah siswa yang tuntas : 18 Jumlah siswa yang belum
untas : 7 Klasikal : Belum
tuntas KKM : 75 |
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Tes Setelah Menggunakan model cooperative
learning Pada Siklus
I
No |
Uraian |
Hasil siklus I |
1 |
Nilai rata-rata tes
tulis |
83,12 |
2 |
Jumlah siswa
yang tuntas belajar |
18 |
3 |
Persentase ketuntasan belajar |
83,12 % |
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan pembelajaran dengan Model cooperative learning pada materi pelajaran
diperoleh nilai rata-rata
hasil belajar siswa adalah 83,12 dan
ketuntasan belajar mencapai 83,12 % atau ada 18 siswa dari 25 siswa
sudah tuntas belajar. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara
klasikal nilai siswa ini mencerminkan tingkat pemahaman siswa setelah mengikuti
pembelajaran dengan model pembelajaran cooperative learning yang
diterapkan dengan membandingkan nilai pretest dan post- test pada tabel sebelumnya, kita dapat melihat
adanya peningkatan kemampuan
siswa setelah mengikuti pelaksanaan pembelajaran.
Jadi dari data ini terlihat bahwa mayoritas siswa mengalami peninngkatan nilai setelah megikuti
proses pembelajaran dengan model pembelajar cooperative learning . Hal ini menunjukkan bahwa
metode pembelajaran yang diterapkan efektif
dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi menyakini
kitab-kitab Allah mencintai al- qur’an yang toleran walaupun masih ada beberapa
siswa yang nilainya
belum tuntas namun mayoritas siswa telah mencapai atau
melebihi nilai KKM (75) setelah melaksanakan
pembelajaran. Peningkatan ini dapat menjadi acuan bagi guru untuk terus melakukan
perbaikan dan penyesuaian dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus-siklus
berikutnya, guna untuk menningkatkan hasil belajar
siswa secara konsisten.
3. Pengamatan
Pada siklus pertama
dalam penelitian tindakan kelas, guru melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran dan interaksi siswa selama pelaksanaan pembelajaran dengan model
pembelajaran cooperative learning. Pengamatan ini bertujuan untuk memahami bagaimana
siswa bereaksi terhadap
model pembelajaran yang diterapkan, tingkat
partisifasi siswa, serta melihat sejauh mana efektifitas model pembelajaran ini dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap
materi menyakini kitab-kitab Allah. Berikut adalah beberapa pengamatan yang dapat dilakukan
pada siklus pertama.
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan terhadap
Siswa Siklus Pertama
No |
Nama Siswa |
Interaksi kelompok |
Kerjasama kelompok |
berpartisifasi (aktif) |
Menuliskan jawaban di
LKPD |
hasil tugas
relevan |
1 |
Akbar Okto Wiguna |
Sedang |
Sedang |
A |
√ |
relevan |
2 |
Ari Juita |
B |
B |
A |
√ |
relevan |
3 |
Atikah |
SB |
SB |
SA |
√ |
relevan |
4 |
Akhdan |
Kurang
|
Kurang
|
KA |
√ |
relevan |
5 |
Berneza Octavian |
Kurang
|
Kurang
|
KA |
√ |
relevan |
6 |
Calista Lathifah |
B |
B |
A |
√ |
relevan |
7 |
Devin Madra |
Sedang
|
Sedang
|
A |
√ |
relevan |
8 |
Dian Elvita Sari |
B |
B |
A |
√ |
relevan |
9 |
Dwinita Robaniyati |
SB |
SB |
SA |
√ |
relevan |
10 |
Eka Liana |
B |
B |
A |
√ |
relevan |
11 |
Farel Aprinol |
Sedang
|
Sedang
|
A |
√ |
relevan |
12 |
Harzali Zaelani |
B |
B |
A |
√ |
relevan |
13 |
Julia Sepri
Ramadhani P |
B |
B |
A |
√ |
relevan |
14 |
Kendzi Arthapriya |
SB |
SB |
SA |
√ |
relevan |
15 |
Laura Sabela |
B |
B |
A |
√ |
relevan |
16 |
Lina Sila Marmus |
B |
B |
A |
√ |
relevan |
17 |
Maswan |
Kurang
|
Kurang
|
KA |
√ |
relevan |
18 |
Muhammad Dzikra
Haikal |
Kurang |
Kurang |
KA |
√ |
relevan |
19 |
Muhammad Dzaky
Wiransyah |
Sedang
|
Sedang
|
A |
√ |
relevan |
20 |
Nabila Sunniyah |
B |
B |
A |
√ |
relevan |
21 |
Nadila Fitriani |
B |
B |
A |
√ |
relevan |
22 |
Nashifa Ramadhani |
SB |
SB |
SA |
√ |
relevan |
23 |
Nathasya Kirani |
SB |
SB |
SA |
√ |
relevan |
24 |
Noprian Iwan
Saputra |
Kurang |
Kurang |
KA |
√ |
relevan |
25 |
Patria Akbar
Wiguna |
B |
B |
A |
√ |
Relevan |
Keterangan : A = Aktif B = Baik KA = Kurang aktif SB = Sangat baik |
Table pengamatan di
atas berisi hasil pengamatan terhadap siswa dalam kelompok-kelompok kecil selama pembelajaran menggunakan model pembelajaran cooperative learning . Guru mengamati interaksi
kelompok, Kerjasama kelompok,
berpartisifasi (aktif), menyelesaikan tugas dengan baik,
hasil tugas relevan terhadap pembelajaran. Kemajuan belajar dari pretest ke post-test, keterlibatan siswa
dalam pembelajaran, serta dukungan yang diberikan antar siswa dalam kelompok. Hasil pengamatan ini akan membantu
guru dalam mengevaluasi efektivitas model pembelajaran yang diterapkan
dan merencanakan perbaikan pada siklus-siklus
berikutnya.
4.
Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:
1)
Guru sudah aktif tapi dari siswa masih malu-malu
untuk tampil dan masih ragu untuk mengeluarkan pendapat, baik bertanya maupun
menjawab pertanyaan..
2)
Guru kurang baik dalam pengolahan waktu dan kurang memotivasi siswa
untuk semangat dalam
pembelajaran.
3)
Sebagian siswa kurang begitu
antusias selama pembelajaran berlangsung karena
mereka berfikir kalaw kawannya satu kelompoknya selesai dengan tugasnya
maka semua anggota juga begitu.
5. Evaluasi
Dari hasil pengamatan dan observasi yang dilakukan peneliti dikelas Kelas 5 SDN N0. 098/VI Bangko VI Kecamatan Bangko
mengenai Upaya meningkatkan hasil belajar pelajaran
agama islam siswa materi menyakini
kitab-kitab Allah SWT melalui media pembelajaran
cooperative learning, maka berdasarkan hasil
pengamatan yang dilakukan
peneliti selama dilapangan, bahwa pelaksanaan model pembelajar ini sudah berjalan sangat
efektif. Hal ini terlihat dari respon yang diberikan
oleh siswa pada saat peneliti
melakukan wawancara dengan beberapa siswa walaupun ada beberapa siswa belum tuntas dalam pembelajarannya. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus 1 ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi
untuk dilakukan pada siklus berikutnya. Diantaranya :
1)
Guru perlu lebih terampil dalam
memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan
tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap
kegiatan yang akan dilakukan.
2)
Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasi-informasi yang dirasa
perlu dan memberi catatan.
3)
Guru harus lebih terampil dan
semangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa bisa lebih antusias.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Ahsan, S.Ag, M.kom. 2017. Pendidikan agama islam dan budi
pekerti, Jakarta: Kemendikbud.
Syaiful, S. 2013 Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:
Alfabeta. Susanto, A, 2013. Teori Belajar Pembelajaran Di
Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana.
TA’DIB, Vol. XVI, No. 02, Edisi Nopember 2011.
Jurnal As-Salam
Vol.1(1). 2016:96-102 Nur Ainun Lubis dan Hasrul Harahap
Suprihatiningrum, jamil 2013. Strategi
pembelajaran Yogyakarta : Ar-ruzz media
Muhibin syah. 2003. Psikologi
Belajar, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, cet. II
M. Ngalim Purwanto. 2007 Psikologi
Pendidikan Jakarta: PT. 32 Remaja Rosda Karya, Cet. 23.
Zainal Arifin.
2013. Evaluasi Pembelajaran. Bandung:
PT Remaja Rosda Karya, Cet. V.
Hasan Basri. 2015. Pradikma Baru system pembelajaran. Bandung:cv pustaka setia.
M. Ngalim Purwanto.2013. Psikologi Pendidikan (Jakarta : PT. 32Remaja
Rosda Karya, Cet. 23, 2007) h. 89
Zainal Arifin,
Evaluasi Pembelajaran, Bandung:
PT Remaja Rosda Karya,
Cet. V.
Dimyati dan Mudjiono.2009. Belajarar dan Pembelajaran. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Hamiyah. N. Jauhar M. 2014. Strategi model pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Presindo
Trianto. 2015. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT
bumi Askara Hamdayama, Jumanta. 2016. Metodologi
pengajaran. Jakarta. Bumi aksara. Huda, Miftahul. 2015. Model-model
pengajaran dan pembelajaran: isu-isu metodis dan paradigmatic. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
https://serupa.id/model-pembelajaran-jigsaw/
Sartika ( 1812011000096) Watermark.pdf
Komentar
Posting Komentar