Analisis Bahan Ajar Problem Keilmuan Pendidikan Agama Islam

 

ANALISIS BAHAN AJAR

Judul     Modul                   :Struktur Keilmuan PAI

Judul Kegiatan                   : Problem  Keilmuan Pendidikan Agama Islam

1.       Pendidikan Agama Islam secara umum epistimologi terdiri dari dua kata yaitu epestem yang berarti pengetahuan dan logos  yang bermakna ilmu. Menurut bahasa Inggrisepistimologi berarti

theory of knowledge (teori tentang pengetahuan) sedangkan dalam bahasa Arab disebut dengan istilah

nazhariyyat al ma’rifah (teori tentang pengetahuan).

Terminologi tentang pendidikan atau pembelajaran menurut kaca mata Islam dimulai darilima ayat pertama kali turun yang artinya: “

 Bacalah dengan menyebut nama tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah danTuhanmulah Yang Mahamulia, Yang mengajarkan manausia dengan pena, Diamengajarkan manusia apa yang tidak diketahui

.” (Q. S. Al-Alaq (96): 1-5). Ayat tersebut mengandung pelajaran atau makna bahwa Allah memerintahkan kepadamanusia membaca (mempelajari, meneliti, menganalisis dan lain sebagainya) dari apasaja yang diciptakan baik dari peristiwa yang tersurat (qauliyah) maupun realitas yangtersirat yaitu fenomena yang ada di dunia. Membaca atau mempelajari semua fenomenyang ada didunia ini harus diawali dari kesadaran adanya kehadiran sang pencipta(Tuhan), sehingga apa yang dipelajari selalu memperhatikan etika atau norma yang diatur dalam agama.2.Ulama adalah Profil manusia yang memiliki pengetahuan secara utuh. Ulama disini tidak hanya dipahami profil manusia yang memahami pengetahuan atau informasi tentangnorma agama (Quran dan hadis) dalam artian hanya orang yang mengetahui secaramendalam tentang baca, tulis, tafsir al Quran dan hadis, melainkan seseorang yangmemiliki pengetahuan tentang berbagai fenomena yang ada di hamparan bumi atau jagatraya. Ulama adalah seseorang yang mengetahui secara mendalam tentang berbagaifenomena atau problem yang ada di alam raya ini. Ulama adalah sosok yang memilikiwawasan atau konsep tentang bagaimana pemahami realiats di alam raya, dan jugamemiliki kemampuan mengambil hikmah dibalik realitas alam raya ini.

2.       Obyek kajian Pendidikan Islam adalah apa yang dilihat/dirasakan (empiris), apa yangdapat di rasio dan apa yang diyakini. Obyek atau kajian pendidikan agama Islammemiliki perbedaan dengan pendidikan selain PAI. Pendidikan atau pengetahuan Barat berasal dari falsafah atau cara fikir Aristoteles, bahwa ilmu pengetahuan itu bersumber dari empiris dan rasio (akal). Kebenaran adalah apa yang dapat dilihat dan sesuai denganrasio manusia. Aristoteles memiliki prinsip “ Nihil est in intellectu Nisi Prius In Sense”,artinya tidak ada sesuatu yang ada di akal manusia selain yang terlebih dahulu diinderaatau dilihat atau dirasakan”. (Dony Gaharal dalam Pemikiran Aristoteles).

3.        Obyek pendidikan Islam minimal ada tiga hal yaitu akal, empiris dan keyakinan. Ada tigahal atau potensi yang dimiliki setiap manusia dan potesi itu akan bisa dikembangkan ntuk mewujudkan kualitas kehidupan manusia. Tiga hal atau potensi itu adalah

(a) nafsu: yangmengarah kepada jiwa atau semangat manusua untuk mencari keuntungan

(b) Akal rasio:akan mengarah kepada karakter atau semangat untuk melahirkan jiwa kebijaksanaan ataukedewasaan.

(c) Jiwa/roh/keyakinan: akan mengarah kepada kehormatan bagi manausia.Pendidikan Agama Islam mengarahkan kepada tiga hal ini dan berusaha secara optimaluntuk mengoptimalkan rasio dan jiwa atau roh, sehingga manusia atau umat Islammemiliki kebijaksanaan dan kehormatan secara maksimal. Inilah letak perbedaannya pendidikan agama Islam dengan ilmu lainnya.

4.Metode pendidikan agama Islam sedikitnya ada tiga macam yaitu; pertama, metode bayani, yaitu metode berfikir atau pengembangan ilmu yang bersifat tekstualis. Kedua,metode Irfani, yaitu cara berfikir atau pengembangan ilmu pengetahuan yang didasarkankepada intuisi atau spiritual. Ketiga, Burhani yaitu cara pengembangan ilmu pengetahuanyang didasarkan kepada kekuatan akal pikiran atau rasional.Pendidikan Agama Islam akan melahirkan lulusan yang optimal jika metode pengembangan ilmu tersebut dilakukan secara optimal dan dilakukan secarakomprehensif, artinya ketiga metode tersebut haraus dilakukan secara komplemnter atausaling melengkapi. Jika hanya menggunakan cara fikir bayani, maka akan melahirkanmanusia yang normative atau tekstualis, jika hanya menggunakan metode irfani, maka bukan tidak mungkin akan melahiran sosok manusia yang fatalistik dan jika hanyamenggunakan metode burhani bukan tidak mungkin akan melahirkan manusia yangsekuler. Idealisme pendidikan Islam harus menggunakan ketiga cara yang dilakukansecara proporsional dan optimal.

5.Secara umum problem diartikan adanya kesenjangan atau perbedaan antara apa yangdiidealkan (diinginkan) dengan apa yang dirasakan (dialami). Problem tidak selamanya bersifat negative dan problem tidak semua destruktif. Problem merupakan sebuahkeniscayaan bagi setiap manusia yang hidup di dunia. Problem ada yang menyamakandengan konflik, sehingga lahir sebuah teori atau manajemen yang disebut teori konflik atau manajemen konflik.Lawan dari teori konfik adalah teori struktural fungsional. Kedua teori tersebut memilikicara pandang berlawanan dalam memahami eksistensi atau karakter manusia. Teorikonflik memandang bahwa manusia memiliki kecenderungan melakukan kesalahan atau pelanggaran sehingga berimplikasi kepada pentingnya menyusun aturan atau normauntuk mengikat sikap dan perilaku manusia. Sementara teori struktural fungsionalmemandang manusia pada hakikatnya ingin berbuat jujur, baik, lurus dan tidak melanggar. Oleh sebab itu, aturan atau regulasi yang ada hanya untuk mengikat danmemaksa manusia sehingga tidak akan menimbulkan sikap dan perilaku yangmenyimpang.

B.Evaluasi dan Refleksi Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam

meliputi semua pengetahuan, pengalaman dan realitas yang terjadidi alam raya ini, mulai dari bagaimana memahami atau memaknai, sampai bagaimanamemfungsikan apa yang ada di bumi ini untuk kemashlahatan atau kemanfaatan bagimanusia. Pendidikan agama Islam berada di atas pendidikan lainnya, karena pendidikanIslam mewarnai, mengilhami atau memberi inspirasi ilmu-ilmu lainnya seperti ilmusosiologi, psikologi, manajemen, kewarganegaraan, kependudukan, politik, fisika, biologi,matematika, musik, olahraga dan lainnya.Problem keilmuan berupa epistimologi atau dikotomi di dalam lingkungan pendidikan Islamatau lembaga pendidikan Islam semacam STAIN, IAIN dan UIN merupakan problem yangselain dikatakan problem keilmuan juga dapat dikatakan sebagai problem kultural. Artinya, problem tersebut tidak mungkin dihilangkan karena ini menyangkut karakteristik kelembagaan dan keilmuan. Meskipun demikian, problem dikotomi jangan sampai menjadi perdebatan terlalu panjang sehingga Islam tidak optimal menjalankan peran dan fungsinyasebagai agama rahmatan ll’alamiin.C. Kelebihan dan Kekurangan Bahan Ajar  

1)      Kelebihan Bahan Ajar

 a)Disampaikan secara menarik dengan bahasa yang ringan.

 b)Penjelasan bahan ajar sesuai dengan tujuan yang ingin di capai.

       2) Kekurangan Bahan Ajar a)Lebih banyak menjelaskan tentang problematika yang terjadi dalam masyarakat.

D. Keterkaitan Isi Bahan Ajar dengan Nilai Moderasi BeragamaKaitannya dengan Pembelajaran Bermakna

maka ada beberapa pendapat mengenai problematikakeilmuan pendidikan agama islam, salah satunya menurut KH. Salahuddin Wahid. Dalamvideonya mengatakan bahwa dalam alquran sekitar 800-an ayat yang mengupas tentang alamsemesta, dan sekitar 200-an ayat yang mengupas tentang hukum ataupun fiqih. bagitu banyak  buku yang ditulis yang berkaitan dengan hokum dan fiqih, namun tidak banyak penulis bukuyang mengupas tentang ilmu pengetahuan. itu membuktikan bahwa pengetahuan umat islamterhadap ilmu pengetahuan masih rendah. Kemudian muncullah peneliti-peneliti barat untuk mempelajari sains, mereka menemukan bahwa dalam alquran banyak dijelaskan fakta-fakta sainsyang terjadi pada zaman sekarang ini. Berdasarkan fakta ini banyak penelitian barat yangmempelajari alquran. mereka menemukan banyak penelitian-penelitian ilmiah terdapat dalamalquran, sehingga banyak ilmuan barat yang tertarik mempelajari alquran, bukan dalam masalahakidah atau hukum islam, tetapi untuk untuk mencari penemuan baru dalam bentuk ilmu pengetahuan dan sains. Di Indonesia masih ada yang mempertentangkan antara ilmu agama dan ilmu umum. banyak masyarakat beranggapan bahwa ilmu agama adalah untuk akhirat,sedangkan ilmu umum untuk dunia. menurut KH. Salahuddin Wahid, semua ilmu berasal dariALLAH Swt dan tidak ada sifat duniawi ataupun ukhrawi. sifat duniawi ataupun ukhrawi itutergantung kepada niat kita dalam mempelajari ilmu itu. apabila ilmu agama dipelajari hanyauntuk dirinya sendiri, untuk memperoleh pendapatan, sebagai kebanggaan untuk diperlihatkankepada orang lain, maka ilmu agama juga akan berubah maknanya menjadi ilmu dunia, begitupula sebaliknya

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LK-2.1: Pengembangan Materi Ajar Berbasis Struktur Pengetahuan, Multiperspektif, dan Multidisiplin

Tugas Lokakarya 3 - Penyusunan Instrumen Asesmen Awal, Formatif dan Sumatif

LK 2 Eksplorasi Penyebab Masalah ( berdasarkan Literature Review)