Tugas PPG PAI Analisis Bahan Ajar Video Metodologi Penafsiran

 

ANALISIS BAHAN AJAR

KEGIATAN BELAJAR:  KB 2

Judul Modul

QUR’AN HADIS

Judul Kegiatan Belajar (KB)

METODOLOGI PENAFSIRAN

Bahan ajar yang dianalsis

VIDIO

No

Butir Pertanyaan

Respon/jawaban

1.

Tuliskan minimal 3 (tiga) konsep beserta deskripsinya yang Anda temukan di dalam bahan ajar;

 

Pengertian Pendekatan Penafsiran

Pendekatan dalam bahasa Arab disebut dengan manhaj serta dalam Bahasa Inggris dengan approach secara umum yaitu suatu rangkaian tindakan yang terpola secara baik berdasarkan prinsip-prinsip tertentu yang terarah secara sistematis pada tujuan-tujuan yang akan dicapai.

Jenis Pendekatan Penafsiran Beserta Contohnya

Dilihat dari segi pendekatannya, tafsir terbagi menjadi tiga, yaitu

Ø  tafsir bi al-ma’tsur,

Ø  tafsir bi al-ra’y serta

Ø  tafsir bi al-isyari.

Berikut penjelasan masing- masing secara rinci.

Tafsir bi al-Ma’tsur 

Pendekatan yang digunakan dalam menafsirkan Al-Qur’an yang didasarkan  kepada  penjelasan-penjelasan yang diperoleh  melalui riwayat-riwayat  pada sunnah,  hadis maupun atsar, termasuk ayat-ayat Al-Qur’an yang lain.

tafsir bi al-ma’tsur disebut juga tafsir bi al-riwayah.

penafsiran bi al-riwayah ini dinilai sebagai penafsiran terbaik terhadap Al- Qur’an sebab diasumsikan lebih terjaga dari kekeliruan serta penyimpangan  dalam menafsirkan  Al-Qur’an. pendekatan tafsir bi al-ma’tsur memiliki beberapa cara dalam menafsirkan ayat Al-Qur’an, yaitu yaitu:

1.      Penafsiran ayat dengan ayat Al-Qur’an yang lain

2.     Penafsirat ayat Al-Qur’an dengan keterangan sahabat Nabi saw serta tabi’in

Tafsir bi al-Ra’y atau tafsir bi al-Dirayah

 

      Al-Ra’y berarti pikiran atau nalar, karena itu tafsir bi al-ra’y yaitu penafsiran seorang mufassir yang diperoleh melalui hasil penalarannya atau ijtihadnya, di mana penalaran sebagai sumber utamanya

 

      Kelemahan  pendekatan  tafsir bi al-ra’y bisa terjadi ketika terjebak atau secara tidak sadar mufassir mengungkap petunjuk berdasarkan ayat yang bersifat parsial, sehingga dapat memberikan kesan makna Al-Qur’an tidak utuh serta pernyataannya tidak konsisten

 

      kelemahan dari pendekatan tafsir bi al-ra’y ini yaitu peluang masuknya  cerita-cerita  isra’iliyat  karena  kelemahan  dalam membatasi pemikiran yang berkembang (al-Shabuni, 1999).

 

      Sementara jenis kedua yaitu kebalikannya, yaitu tafsir bi al-ray  yang melakukan hal terlarang tersebut. Menurut Al-Qaththan, tafsir jenis ini haram serta tidak boleh diikuti (al-Qaththan, 1995: 342).

Tafsir bi al-Isyarah atau Tafsir Isyar

Menurut bahasa kata isyari berasal dari kata asyara-yusyiru- isyaratan yang berarti memberi isyarat atau tanda serta berarti pula menunjukkan  menurut istilah tafsir isyari yaitu suatu upaya guna menjelaskan kandungan Al-Qur’an dengan menakwilkan ayat-ayat sesuai isyarat yang tersirat dengan tanpa mengingkari yang tersurat atau zahir ayat (al-Zahabi, 1976: 352).

Jenis Metode Penafsiran

ada empat jenis metode penafsiran yang dilakukan mufassir, yaitu

Ø  secara analitis atau tahlili,

Ø  secara global atau ijmali,

Ø  secara perbandingan atau muqaran serta

Ø  secara tematik atau maudhu’i.

 

2.

Lakukan kontekstualisasi atas pemaparan materi dalam bahan ajar dengan realitas sosial;

 

Dari kegiatan belajar ini paling tidak kita mendapatkan nilai bahwa menafsirkan Al-Qur’an adalah upaya yang tidak sederhana, sangat ketat bahkan cenderung berat. Dengan berbagai prasyarat kualifikasi yang harus dimiliki mufassir, Al-Qur’an dengan sendirinya menyeleksi orang yang berhak menyingkapnya. Begitu pulalah yang diharapkan dalam pembelajaran PAI. PAI sejatinya tidak layak diajarkan oleh orang yang tidak memiliki kualifikasi mumpuni dalam agama Islam, baik dalam aspek pengetahuan maupun praktik beragamanya. Walau tidak seketat standar mufassir, tetapi PAI akan berhasil jika disampaikan oleh guru yang memiliki kompetensi dalam dua aspek tersebut. Lantas jika demikian, sebagai guru PAI sebenarnya sudah layakkah kita mengajar PAI? Tentu jawaban yang tepat adalah mari kita pantaskan diri kita untuk mengajar PAI dengan senantiasa upgrade pengetahuan dan memperbaiki kualitas keberagamaan.

Kualifikasi ideal seorang guru PAI di atas merupakan implementasi dari salah satu nilai moderasi beragama qudwah. Qudwah merupakan keteladan, sebagai hasil kreatif dari pengetahuan dan praktik beragama yang baik yang tercermin dalam aspek moral, spiritual, dan etos sosial. Oleh karena itu, qudwah menjadi ruh bagi seorang guru PAI.

 

3

Refleksikan hasil kontekstualisasi materi bahan ajar dalam pembelajaran bermakna

Seluruh umat Islam meyakini bahwa Al-Qur’an merupakan Kalamullah yang relevan pada setiap zaman, baik ruang dan waktu. Seluruh kemampuan diupayakan dalam memaknai teks yang sudah terhenti dan konteks yang terus berkembang. Sehigga Perbedaan aliran-aliran dalam dunia Tafsir sebetulnya adanya perbedaan penafsiran terhadap memahami ayat-ayat al-Qur’an adalah sebuah keniscaayaan, tinggal bagaimana menyingkapi perbedaan tersebut dan saya mengutip apa yang disampaikan oleh para fuqoha’ : “… pendapat kami benar akan tetapi memiliki kemungkinan salah, dan pendapat orang lain salah namun memiliki kemungkinan benar.” dalam arti dikembalikan kepada substansi manusia diciptakan yaitu sebagai Hamba yang patuh, dan disisi lain sebagai Khalifah yang dituntut harus kreatif-inovatif. dan untuk sempurna hal tersebut al-Qur’an-lah sebagai pedoman. Ada beberapa Manfaat yang dapat diambil dari metode tafsir ini adalah : 1) membuktikan ketelitian al-Qur'an; 2) membuktikan bahwa tidak ada ayat-ayat al-Qur'an yang kontradiktif; 3) memperjelas makna ayat; dan 4) tidak menggugurkan suatu hadits yang berkualitas sahih

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LK-2.1: Pengembangan Materi Ajar Berbasis Struktur Pengetahuan, Multiperspektif, dan Multidisiplin

Tugas Lokakarya 3 - Penyusunan Instrumen Asesmen Awal, Formatif dan Sumatif

LK 2 Eksplorasi Penyebab Masalah ( berdasarkan Literature Review)