LK-2A: Komponen Capaian Pembelajaran
LK-2A: Komponen Capaian
Pembelajaran
Komponen |
Uraian |
Rasionalitas Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAIBP) |
Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti ( PAIBP) Secara Bertahap dan holistik diarahkan untuk menyiapkan
peserta didik agar mantap secara spritual, beraklak mulia, dan Memilikia
pemahaman akan dasar- dasar Agama Islam serta Cara Penerapannya dalam Kehidupan sehari- hari dalam Wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti (PAIBP) secara umum harus mengarahkan peserta didik kepada :
1. kecenderungan kepada kebaikan (al-ḥanīfiyyah), 2. sikap memperkenankan (al-samḥah),
3. akhlak mulia (makārim al-akhlāq), dan 4. kasih sayang untuk
alam semesta (raḥmat
li al-ālamīn). Dengan Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti (PAIBP),
dasar-dasar tersebut kemudian diterapkan oleh peserta didik dalam beriman dan
bertakwa (imtaq) kepada
Allah Swt., menjaga diri, peduli atas kemanusiaan dan lingkungan alam. Deskripsi dari penerapan
ini akan tampak dalam beberapa elemen Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAIBP) terutama pada akhlak pribadi, sosial, akidah,
syari’at, dan sejarah peradaban
Islam. Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti (PAIBP) dapat menjadi pedoman bagi
peserta didik dalam menjaga diri dan menerapkan akhlak mulia setiap hari.
Berbagai persoalan di masyarakat seperti krisis akhlak, radikalisme, dan krisis lingkungan hidup dan
lain-lain mempunyai jawaban dalam tradisi agama Islam. Dengan mempelajari dan
menghayati Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAIBP), peserta didik mampu
menghindari segala perubahan negatif yang terjadi di dunia sehingga tidak
mengganggu perkembangan dirinya baik dalam hubungannya dengan Tuhan, diri
sendiri, sesama warga negara
indonesia, sesama manusia, maupun alam semesta. Dengan konteks Indonesia
pada abad 21 yang semakin kompleks, pemahaman yang mendalam tentang agama
sangat dibutuhkan, terutama dalam menghormati dan menghargai perbedaan.
Pelajaran agama tidak hanya membahas hubungan manusia dengan Allah (ḥabluminAllāh),
namun juga hubungan dengan diri sendiri, sesama warga negara, sesama manusia
(ḥablu min al-nās)
dan alam semesta. Untuk itu, dibutuhkan pendekatan yang beragam dalam proses
belajar agama yang tidak hanya berupa ceramah, namun juga diskusi-
interaktif, proses belajar yang bertumpu pada keingintahuan dan penemuan (inquiry and discovery learning),
proses belajar yang berpihak pada anak (student-centered
learning), proses belajar yang berbasis pada pemecahan masalah (problem based learning), pembelajaran
berbasis proyek nyata dalam kehidupan (project
based learning), dan proses belajar yang kolaboratif (collaborative learning). Berbagai
pendekatan ini memberi ruang bagi tumbuhnya keterampilan yang berharga
seperti budaya berpikir kritis, kecakapan berkomunikasi dan berkolaborasi,
dan menjadi peserta didik yang kreatif. Melalui muatan materi
yang disajikannya dalam 5 (lima) elemen keilmuan Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti (PAIBP) antara lain al- Quran dan hadist, akidah, akhlak, fiqih, dan
sejarah peradaban Islam, pelajaran agama Islam dapat berkontribusi dan
menguatkan terbentuknya profil pelajar pancasila sebagai pelajar sepanjang
hayat (min al-mahdi ila al-laḥdi)
yang beriman dan bertakwa, serta berakhlak mulia, menyadari dirinya bagian
dari penduduk dunia dengan berkepribadian dan punya kompetensi global,
mandiri, kreatif, kritis, dan bergotong royong. |
Tujuan Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti |
Pada praktiknya,
pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAIBP) ditujukan untuk: 1. memberikan bimbingan kepada peserta didik
agar mantap spiritual, berakhlak mulia, selalu menjadikan kasih sayang dan
sikap toleran sebagai landasan dalam hidupnya; 2.
membentuk peserta didik agar menjadi
pribadi yang memahami dengan baik prinsip-prinsip agama Islam terkait akhlak
mulia, akidah yang benar (‘aqīdah ṣaḥīḥah)
berdasar paham ahlus sunnah wal jamā`ah,
syariat, dan perkembangan sejarah peradaban Islam, serta menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari baik dalam hubungannya dengan sang pencipta, diri
sendiri, sesama warga negara, sesama manusia, maupun lingkungan alamnya dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI); 3.
membimbing peserta didik agar mampu
menerapkan prinsip- prinsip Islam dalam berfikir sehingga benar, tepat, dan
arif dalam menyimpulkan sesuatu dan mengambil keputusan; 4.
mengkonstruksi kemampuan nalar kritis
peserta didik dalam menganalisa perbedaan pendapat sehingga berperilaku
moderat (wasaṫiyyah)
dan terhindar dari radikalisme ataupun liberalisme; 5.
membimbing peserta didik agar
menyayangi lingkungan alam sekitarnya dan menumbuhkan rasa tanggung jawabnya
sebagai khalifah Allah di bumi. Dengan demikian dia aktif dalam mewujudkan
upaya-upaya melestarikan dan merawat lingkungan sekitarnya; dan 6.
membentuk peserta didik yang
menjunjung tinggi nilai persatuan sehingga dengan demikian dapat menguatkan
persaudaraan kemanusiaan (ukhuwwah
basyariyyah), persaudaraan seagama (ukhuwwah
Islāmiyyah), dan juga persaudaraan sebangsa dan senegara (ukhuwwah waṫaniyyah)
dengan segenap kebinekaan agama,
ras, bahasa, suku dan budayanya. |
Karakteristik Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti |
Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti (PAIBP)
mencakup elemen keilmuan yang meliputi : 1. Al-Qur’an-Hadis, 2. Akidah, 3.
Akhlak, 4. Fikih, dan 5. Sejarah Peradaban Islam. Elemen-Elemen Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAIBP): 1. Elemen Al –Qur’an Hadist Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti (PAIBP) menekankan
kemampuan baca dan tulis Al-Qur’an dan hadist dengan baik dan benar. Ia juga
mengantar peserta didik dalam memahami makna secara tekstual dan kontekstual
serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti (PAIBP) juga
menekankan cinta dan penghargaan tinggi kepada Al-Qur’an dan Hadist Nabi sebagai pedoman hidup
utama seorang muslim. 2.
Elemen
Aqidah Berkaitan dengan prinsip
kepercayaan yang akan mengantarkan peserta didik dalam mengenal Allah, para
malaikat, kitab-kitab Allah, para Nabi dan Rasul, serta memahami konsep
tentang hari akhir serta qadā’ dan qadr. Keimanan inilah yang kemudian
menjadi landasan dalam melakukan amal saleh, berakhlak mulia dan taat hukum. 3.
Elemen Akhlak Merupakan perilaku yang menjadi
buah dari ilmu dan keimanan. Akhlak akan menjadi mahkota yang mewarnai
keseluruhan elemen dalam Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAIBP). Ilmu akhlak mengantarkan
peserta didik dalam memahami pentingnya akhlak mulia pribadi dan akhlak
sosial, dan dalam membedakan antara perilaku baik (maḥmūdah) dan tercela (mażmūmah). Dengan memahami perbedaan
ini, peserta didik bisa menyadari pentingnya menjauhkan diri dari perilaku
tercela dan mendisiplinkan diri dengan perilaku mulia dalam kehidupan
sehari-hari baik dalam konteks pribadi maupun sosialnya. Peserta didik juga
akan memahami pentingnya melatih (riyāḍah), disiplin (tahżīb) dan upaya sungguh- sungguh
dalam mengendalikan diri (mujāhadah). Dengan
akhlak, peserta didik menyadari bahwa landasan dari perilakunya, baik untuk
Tuhan, dirinya sendiri, sesama manusia dan alam sekitarnya adalah cinta (maḥabbah). Pendidikan Akhlak juga
mengarahkan mereka untuk menghormati dan menghargai sesama manusia sehingga
tidak ada kebencian atau prasangka buruk atas perbedaan agama atau ras yang
ada. Elemen akhlak ini harus menjadi mahkota yang masuk pada semua topik
bahasan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAIBP), akhlak harus menghiasai
keseluruhan konten dan menjadi buah dari pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti (PAIBP) 4.
Elemen Fiqih Merupakan interpretasi atas
syariat. Fikih merupakan aturan hukun yang berkaitan dengan perbuatan manusia
dewasa (mukallaf) yang mencakup
ritual atau hubungan dengan Allah Swt. (‘ubudiyyah)
dan kegiatan yang berhubungan dengan sesama manusia (mu‘āmalah). Fikih mengulas berbagai pemahaman mengenai tata cara
pelaksanaan dan ketentuan hukum dalam Islam serta implementasinya dalam
ibadah dan mu‘āmalah 5.
Elemen
Sejarah Peradaban Islam Menguraikan catatan perkembangan perjalanan hidup
manusia dalam membangun peradaban dari masa ke masa. Pembelajaran Sejarah
Peradaban Islam (SPI) menekankan pada kemampuan mengambil hikmah dari sejarah
masa lalu, menganalisa pelbagai macam peristiwa dan menyerap berbagai
kebijaksanaan yang telah dipaparkan oleh para generasi terdahulu. Dengan
refleksi atas kisah-kisah sejarah tersebut, peserta didik mempunyai pijakan
historis dalam menghadapi permasalahan dan menghindari dari terulangnya
kesalahan untuk masa sekarang maupun masa depan. Aspek ini akan menjadi
keteladanaan (‘ibrah) dan menjadi
inspirasi generasi penerus bangsa dalam menyikap dan menyelesaikan fenomena sosial, budaya,
politik, ekonomi, IPTEK,
seni, dan lain-lain dalam rangka membangun peradaban di zamannya. |
Capaian Fase D Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti |
Fase D (Kelas 7 dan 8) Elemen: Al-Qur’an dan Hadis Capaian Pembelajaran: ·
Peserta
didik memahami definisi Al-Qur’an dan Hadist Nabi Muhammad SAW
dan posisinya sebagai sumber ajaran agama Islam. Peserta didik juga memahami
pentingnya pelestarian alam dan lingkungan sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dalam ajaran Islam. Peserta didik juga mampu menjelaskan pemahamannya tentang
sikap moderat dalam beragama. Peserta didik juga memahami tingginya semangat
keilmuan beberapa intelektual besar Islam. Elemen: Akidah Capaian Pembelajaran: ·
Peserta
didik mendalami enam rukun Iman Elemen: Akhlak Capaian Pembelajaran: ·
Peserta
didik mendalami peran aktivitas salat sebagai bentuk penjagaan atas diri
sendiri dari keburukan. Peserta didik juga memahami pentingnya verifikasi (tabayyun) informasi sehingga dia
terhindar dari kebohongan dan berita palsu. Peserta didik juga memahami
definisi toleransi dalam tradisi Islam berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an dan
Hadis- Hadis Nabi. Peserta didik juga mulai mengenal dimensi keindahan dan
seni dalam Islam termasuk ekspresi-ekspresinya. Elemen: Fikih Capaian Pembelajaran: ·
Peserta
didik memahami internalisasi nilai-nilai dalam sujud dan ibadah salat, memahami
konsep muʿāmalah, riba, rukhsah, serta mengenal
beberapa mazhab fikih, dan ketentuan mengenai ibadah qurban. Elemen: Sejarah Peradaban Islam Capaian Pembelajaran: ·
Peserta
didik mampu menghayati penerapan akhlak mulia dari kisah-kisah penting dari
Bani Umayyah, Abbasiyyah, Turki Usmani, Syafawi dan Mughal sebagai pengantar
untuk memahami alur sejarah masuknya Islam ke Indonesia. |
LK-2B: Analisis Capaian
Pembelajaran, Fase, Elemen Keluasan dan Kedalaman
Fase |
Elemen |
Capaian Pembelajaran |
Keluasan |
Kedalaman |
|
Fase
D Kelas 8 Semester I |
Al-Quran
dan Hadits |
Terbiasa mengenal dan membaca, m engartikan, memahami, menuliskan surah-surah pendek
atau ayat Al-Qur’an surat Al- Nisa |
1.
"Membaca Q.S An-Nisa ayat 56 2.
"Mengartikan Q.S An-Nisa ayat 56." 3.
"Memahami isi kan dungan / maksud
Q.S An-Nisa ayat 56." 4.
"Menulis Q.S An-Nisa ayat 56 dengan benar." 5. "Menghafal Q.S An-Nisa ayat 56. |
Menafsirkan Q.S An-Nisa Menelaah QS An Nisa 56 |
|
Aqidah |
Terbiasa mendalami enam rukun Iman |
Mengenal Rukun Iman |
Merangkum Rukun Iman |
|
|
Akhlak |
Terbiasa Memahami definisi
toleransi dalam dalam tradisi islam berdasarkan ayat-ayat Al Quran dan Hadist
Nabi Muhammad SAW |
1. Memahami Toleransi Dalam tradisi Islam Berdasarkan Ayat Alquran dan Hadis Nabi Muhammad SAW] 2. Memahami indahnya saling menghargai dalam
keragaman 3. Memahami hakikat keragaman sebagai suatu
sunatullah 4. Memahami ajaran kebaikan Islam sebagai agama
rahmatanlil ‘alamin 5. Memahami dan mengimplementasikan sikap toleransi beragama dalam kehidupan serta mengerti hakikat
saling menghargai dan menghormati orang yang berbeda agama |
Menelaah Hadist Berdasarkan ayat alquran dan Hadist Nabi Muhammad SAW Menyimpulkan Indahnya saling menghargai dalam keragaman Menyimpulkan hakikat keragaman sebagai suatu sunatullah Merangkum ajaran kebaikan sebagai agama rahmatan lil alamin mengimplementasikan sikap
toleransi beragama dalam kehidupan serta mengerti hakikat saling menghargai
dan menghormati orang yang berbeda agama |
|
|
Fikih |
Terbiasa memahami internalisasi
nilai-nilai dalam sujud dan
ibadah salat |
memahami internalisasi nilai-nilai dalam sujud dan ibadah salat |
Mengkorelasikan
internalisasi nilai-nilai dalam sujud dan ibadah salat |
|
|
Sejarah Peradaban Islam |
Terbiasa menghayati penerapan
akhlak mulia dari kisah-kisah penting dari Bani Umayyah, Abbasiyyah, Turki
Usmani, Syafawi dan Mughal |
menghayati penerapan akhlak mulia dari kisah-kisah
penting dari Bani Umayyah, Abbasiyyah, Turki Usmani, Syafawi dan Mughal |
menyimpulkan menghayati penerapan
akhlak mulia dari kisah-kisah penting dari Bani Umayyah, Abbasiyyah, Turki
Usmani, Syafawi dan Mughal |
||
|
|
Bangko, 07 Oktober 2023
Mahasiswa
Komentar
Posting Komentar