Analisis Bahan Ajar Jurnal PLURALISME AGAMA DI INDONESIA

 

ANALISIS BAHAN AJAR

Judul Modul

MODERASI BERAGAMA

Judul Kegiatan Belajar (KB)

PLURALISME AGAMA DI INDONESIA (KB1)

Bahan ajar yang di analsisis

JURNAL 1

No

Butir Pertanyaan

Respon/Jawaban

1.

Tuliskan minimal 3 (tiga) konsep beserta deskripsinya yang Anda temukan di dalam bahan ajar

 

Keberagaman agama di satu sisi cenderung melahirkan perpecahan di kalangan umat beragama. Di sisi lain persatuan yang didorong oleh sikap saling menghargai akan perbedaan yang ada.

 

1.   Jika agama diyakini oleh semua orang sebagai pedoman hidup, maka agama akan bernilai dinamis, universal, fleksibel dan berorientasi kedepan. Apapun agamanya jika tidak diakui, diikuti, atau tidak diyakini sebagai pedoman hidup dan sebagai kebenaran mutlak maka tidak akan memiliki makna apa-apa bagi para penganutnya.

Dengan begitu dinamika kehidupan beragama dapat dilihat dari para penganutnya (Ghazali & Busro, 2017). Sebab tiap agama mempunyai ajaran-ajaran yang khusus, yang membedakan dan memiliki ciri-ciri yang tidak sama dengan yang lain. Adanya perbedaan-perbedaan diantara agama-agama dalam berinteraksi secara penuh, tidak menonjolkan identitas agama, dan juga tidak mengaktifkan simbol-simbol agama termasuk telah menghargai perbedaan-perbedaan itu.

2.   Pluralisme berasal dari kata “plura l” yang berarti banyak atau lebih dari satu. Kata plural sendiri berakar dari kata latin plus, pluris, yang secara bahasa berarti lebih dari satu. Dan isme berhubugan dengan paham atau aliran. Dengan demikian secara etimologi pluralisme bisa dikatakan sesuatu yang lebih dari satu subtansi dan mengacu kepada adanya realitas dan kenyataan (Rohman & Munir, 2018). 

Pluralisme merupakan proses yang bisa menerjemahkan realitas keragaman dan sistem nilai, sikap yang menjadi kohesi sosial yang berkelanjutan. Sedangkan Pluralitas adalah perbedaan dalam persoalan budaya, etnik, agama. Pluralisme adalah paham atau ideologi yang menerima keberagaman sebagai nilai positif dan keragaman itu merupakan sesuatu yang empiris. Selain nilai positif juga diimbangi dengan upaya penyesuaian dan negosiasi di antara mereka. Tanpa memusnakan sebagian dari keragaman, pluralisme juga mengasumsikan adanya penerimaan (Rohman & Munir, 2018).

3.   Apabila agama disandingkan dengan kata pluralisme, maknanya akan berubah menjadi pluralisme agama. Pluralisme agama memandang semua agama setara dengan agama-agama yang lainnya dan terhadap pluralitas agama sebuah paham dan cara pandang semua agama adalah sama (Khaerurrozikin, 2015). Masalah antar teologi, sejarah, primodialisme, muncul akibat pluralisme agama di Indonesia yang saling tarik menarik, ketika umat beragama sendiri berada dalam lingkungan intern pluralisme berhadapan dengan masalah teologi, baik Islam, Budha, Protestan, Hindu, Konghucu, Khatolik, dan agama lainnya, dengan melupakan aspek esoteris agama-agama ada dan masih mempersoalan truth claim (klaim kebenaran). Pluralisme agama dalam artian berbeda-beda adalah suatu kenyataan dimaknai sebagai sebuah bentuk secara sosiologis, dalam hal beragama adalah beragam dan plural. Secara sosiologis adanya pluralisme agama ini merupakan pengakuan yang sederhana, dan tidak mengizinkan pengakuan etika dan kebenaran dari agama lain (Hanik, 2014).

 

2.

Lakukan kontekstualisasi atas pemaparan materi dalam bahan ajar dengan realitas social.

 

Islam memandang bahwa pluralisme adalah sesuatu yang alamiah (sunatullah) dalam wahana kehidupan manusia. Al-Qur'an sebagai kitabun muthahhar dan sebagai pedoman hidup (hudan linnas) sangat menghargai pluralitas sebagai suatu keniscayaan manusia sebagai khalifah di bumi.

 

Dalam konteks realitas kehidupan beragama, masih sering kita jumpai perilaku masyarakat yang masih ingin membedakan dan membandingkan secara tajam agama, ras, bahasa, dan lain-lain. Padahal, dalam masyarakat majemuk, pluralisme menjadi landasan dialog dan harmoni yang dinamis, baik mengenai perbedaan seperti suku, ras, maupun perolehan seperti gagasan, pengetahuan, dan perbedaan lainnya.

 

3.

Refleksikan hasil kontekstualisasi materi bahan ajar dalam pembelajaran bermakna.

Dalam menerapkan sikap ini adalah berusaha untuk tidak menonjolkan kebudayaannya sendiri dan menjatuhkan budaya orang lain. Setiap individu hendaknya bersikap terbuka atau menerima perbedaan yang ada.

 

Melihat perbedaan yang dialami siswa, kami sebagai Pendidik sekaligus orang tua siswa berharap melalui pendidikan agama Islam, walaupun berbeda agama tidak boleh saling membenci, namun juga berkomitmen untuk saling menjaga. Potensi pluralisme agama bagi integritas umat manusia jika dipelihara dengan baik akan berkontribusi pada hubungan yang sehat antar umat beragama.

 

Setiap individu hendaknya bersikap terbuka atau menerima perbedaan yang ada. Karena dengan memiliki sikap terbuka, individu atau masyarakat akan lebih mudah bertoleransi dan menghormati orang lain.

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LK-2.1: Pengembangan Materi Ajar Berbasis Struktur Pengetahuan, Multiperspektif, dan Multidisiplin

Tugas Lokakarya 3 - Penyusunan Instrumen Asesmen Awal, Formatif dan Sumatif

LK 2 Eksplorasi Penyebab Masalah ( berdasarkan Literature Review)